Perusahaan teknologi raksasa Google hari Kamis (3/3) menyatakan bekerja sama dengan Dana Darurat Anak-Anak PBB (UNICEF) untuk membantu “memetakan dan mengantisipasi” penyebaran virus Zika, yang terkait dengan cacat lahir pada anak-anak.
“Satu tim sukarelawan terdiri dari para insinyur, desainer dan pakar data Google membantu UNICEF membangun suatu program untuk memproses data dari berbagai sumber guna memvisualisasikan kemungkinan perebakan wabah,” kata direktur Google.org Jacquelline Fuller dalam suatu pernyataan yang dimuat di blog perusahaan itu.
“Tujuan akhir program ini adalah mengidentifikasi risiko penularan Zika di berbagai kawasan serta membantu UNICEF, pemerintah dan LSM untuk memutuskan bagaimana dan di mana mereka harus memusatkan waktu dan sumberdaya,” ungkap Jennifer Fuller.
Fuller menambahkan bahwa perangkat tersebut, meskipun pada dasarnya untuk merespons Zika, juga akan bermanfaat untuk keadaan darurat pada masa mendatang.
Google juga mengumumkan sumbangan 1 juta dolar untuk membantu upaya-upaya UNICEF, seperti mengurangi populasi nyamuk, membuat diagnosis dan vaksin, penyuluhan dan pencegahan.
Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa virus yang ditularkan oleh nyamuk itu menyebar dengan cepat ke negara-negara Amerika dan dapat menulari hingga empat juta orang.
Virus Zika sementara ini diduga terkait dengan 4.000 kasus microcephaly di Brazil, suatu kondisi yang mengakibatkan bayi lahir dengan kepala dan otak yang kecil. Belum ada pengobatan bagi microcephaly.
Para pakar menyatakan cara terbaik mencegah Zika adalah dengan menghindari gigitan nyamuk. Belum ada vaksin atau obat tersedia untuk mengatasi virus Zika. [uh/ab]