Faksi-faksi yang bersaing di Palestina, Fatah dan Hamas, menandatangani deklarasi di Beijing. China, Selasa (23/7), mengumumkan bahwa keduanya akan mengakhiri perselisihan selama bertahun-tahun dan bersatu untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional.
“Perwakilan senior dari 14 faksi Palestina mengadakan pembicaraan rekonsiliasi di Beijing dari 21 hingga 23 Juli,” kata Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China. “Faksi-faksi Palestina itu menandatangani deklarasi Beijing untuk mengakhiri perpecahan dan memperkuat persatuan nasional Palestina.”
Di Washington, para pejabat AS mengatakan belum meninjau perjanjian tersebut. Juru bicara Deplu AS Matthew Miller, Selasa, menegaskan bahwa AS telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris dan bahwa AS tidak melihat peran Hamas dalam pemerintahan Gaza pascaperang.
Pembicaraan di Beijing itu untuk membuat kemungkinan peta jalan bagi Gaza pascaperang begitu gencatan senjata tercapai antara Israel dan Hamas, untuk mengakhiri konflik lebih dari sembilan bulan di Gaza.
BACA JUGA: Israel Kecam Kesepakatan Beijing yang Libatkan Hamas dalam Pemerintahan GazaFatah dan Hamas telah berselisih selama puluhan tahun mengenai sikap masing-masing terhadap Israel. Fatah mendominasi Otoritas Palestina, yang memerintah sebagian Tepi Barat dan telah menandatangani perjanjian perdamaian sementara dengan Israel. Hamas menolak untuk secara resmi mengakui negara Yahudi tersebut.
Dalam 17 tahun terakhir, Mesir dan negara-negara Arab lainnya berupaya mendamaikan Hamas dan Fatah. Masih harus dilihat apakah kesepakatan yang dicapai di Beijing ini akan mampu bertahan di lapangan.
Kedua pihak terpecah ketika pejuang Hamas mengusir pasukan Fatah keluar dari Gaza pada 2007 dan menguasai wilayah pesisir tersebut. [ka/ab]