Pasukan keamanan Mesir menahan hampir 10 ribu tersangka militan, perusuh dan lainnya yang dicari terkait serangan kekerasan dalam 12 bulan ini dalam tindakan keras, yang dikatakan pejabat senior kementerian dalam negeri Sabtu (20/12), menarget mereka yang berusaha menghambat pembangunan Mesir.
Komentar Mayor Jenderal Abdel Fattah-Osman, Asisten Menteri Dalam Negeri untuk urusan media, kepada kantor berita resmi Mesir, MENA, adalah sesuatu yang langka terkait jumlah orang yang ditangkap pihak berwenang akibat tindakan keras yang luas, mencakup Islamis, dan kritikus sekuler pemerintah.
Namun tidak disebut jumlah keseluruhan orang yang diyakini dipenjara sejak penggulingan Presiden Mohammed Morsi Juli 2013. Pejabat-pejabat keamanan memperkirakan sudah lebih dari 20 ribu orang ditangkap sejak saat itu.
Pihak berwenang sejak itu menyatakan protes adalah ilegal bila tanpa terlebih dulu mengantongi izin petugas keamanan, menyebabkan ribuan demonstran dihukum, menuai kecaman keras organisasi-organisasi dan aktivis HAM.
Pemerintah juga menyatakan Ikhwanul Muslimin, yang pernah dipimpin Morsi, sebagai organisasi teroris, menudingnya melakukan sebagian besar serangan kekerasan terhadap pasukan keamanan dan militer yang melonjak sejak penggulingan Morsi. Organisasi tersebut membantah tuduhan itu.
Ratusan orang juga tewas dalam operasi keamanan yang bertindak keras terhadap pendukung Morsi setelah kejatuhannya. Kekerasan dan protes kini relatif mereda. Morsi dan sebagian besar pimpinan senior Ikhwanul, bersama ribuan lainnya, sedang diadili atas berbagai tuduhan yang melibatkan kekerasan.