Para pekerja kesehatan internasional mengatakan berakhirnya perang di Afghanistan membawa harapan baru bagi upaya untuk membebaskan negara itu dari penyakit polio yang melumpuhkan.
Selama bertahun-tahun, upaya untuk mengimunisasi semua anak balita Afghanistan dianggap mustahil karena meluasnya ketidakamanan dan ancaman terhadap petugas kesehatan.
Tetapi dengan berakhirnya perang, dan janji Taliban tahun lalu untuk mendukung kampanye imunisasi polio, lembaga-lembaga bantuan sekarang mengatakan bisa mengakses hampir semua bagian negara, memberi mereka kesempatan untuk memberantas virus polio.
“Jika kita berhasil melaksanakan kampanye polio yang direncanakan dengan cakupan tinggi 95%, kita bisa menghentikan peredaran virus polio pada akhir 2022,” kata Kamal Shah Sayed, juru bicara UNICEF di Afghanistan, kepada VOA.
BACA JUGA: Hari Polio Sedunia: Pakistan dan Afghanistan Optimis Berantas PolioDidukung oleh Badan Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kampanye imunisasi polio nasional selama tiga hari yang menargetkan hampir 10 juta anak diluncurkan di Afghanistan pada 17 Januari. Empat kampanye tambahan direncanakan untuk tahun ini.
Setelah dianggap sebagai hambatan utama dalam upaya anti-polio karena serangan-serangan mereka yang membabi buta ketika memerangi pasukan AS dan Pemerintah Afghanistan, Taliban sekarang membantu badan-badan PBB untuk memberantas polio, kata Sayed menegaskan. AS menarik semua pasukan dari Afghanistan Agustus lalu ketika para pejuang Taliban menggulingkan pemerintah Afghanistan yang didukung AS dan menyatakan negara itu sebagai emirat Islam.
Hanya empat kasus virus polio yang dikonfirmasi pada tahun 2021 di negara yang terkurung daratan itu, turun dari 56 kasus tahun sebelumnya. [my/jm]