Pasar satwa liar ilegal bisa jadi dihapus dalam lima tahun di tengah kemarahan publik terkait penularan penyakit, dan keyakinan luas bahwa perdagangan semacam itu ikut menyebabkan pandemi Covid-19.
Itu adalah sentimen yang didukung sebuah survei, oleh organisasi konservasi WWF (World Wildlife Fund) dan konsultan GlobeScan, meliputi lima pasar penting di Asia Timur dimana konsumsi dari pasar satwa liar ilegal masih marak.
Matt Hunt, CEO Free the Bears di Kamboja mengatakan perubahan besar-besaran akan terjadi dalam bagaimana orang menjalani kehidupan akibat pandemi dan survei semacam itu harus mendukung upaya pemerintah untuk menuntup pasar satwa liar ilegal.
“Yang dibutuhkan hanya keinginan politik," katanya, menambahkan bahwa pasar semacam itu bisa jadi sejarah dalam tiga sampai lima tahun apabila para politisi siap mengambil tindakan.
“Ini adalah kebiasaan yang sudah berabad-abad, jadi perubahan tidak akan terjadi dalam semalam, tapi mungkin dalam empat sampai lima atau bahkan tuga tahun untuk berusaha memberantas perdagangan satwa liar ilegal," katanya.
Lima ribu orang disurvei di Hong Kong, Japan, Myanmar, Thailand, dan Vietnam dan sekitar 90 persen "besar kemungkinan" atau "kemungkinan" mendukung upaya pemerintah untuk menutup pasar-pasar satwa liar ilegal dan tak diregulasi. [vm/ft]