Pemuka agama masyarakat Indonesia, baik Muslim ataupun penganut Nasrani, tidak terpancing dengan insiden penembakan di sebuah klub malam di Orlando, Amerika Serikat, namun perlu ada dialog kehidupan antar umat beragama pada tataran masyarakat bawah, sehingga mereka saling mengenal dan saling memahami.
Kehebohan langsung meruap di Kota Orlando, Negara bagian Florida, Amerika Serikat, setelah Minggu, 12 Juni 2016, pukul dua dini hari, Umar Saddiqui Matin mengamuk di klub gay Pulse.
Dengan senapan serbu Sig Sauer MCX, lelaki 29 tahun, anak dari keluarga imigran Muslim asal Afghanistan, ini menembak serampangan ke arah pengunjung klub malam itu. Akibatnya, 49 orang terbunuh dan 53 lainnya terluka. Polisi datang ke lokasi, setelah sebelumnya Umar menelepon nomor darurat 911, dan menembak mati pelaku.
Presiden Amerika Barack Obama menggambarkan kekejaman yang dilakukan Umar Matin tersebut sebagai tindakan teror dan kebencian. Sontak saja sehabis pembantaian di klub gay ini, sentimen anti-Muslim menguat di Amerika.
Kepada VOA, di Jakarta, Romo Siswanto dari Konferensi Wali Gereja Indonesia menilai sentimen negatif terhadap umat Islam setelah Pembantaian Orlando dikarenakan masih adanya fobia Islam di Amerika, ditambah lagi dengan pamor ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) tengah mendunia.
Romo Siswanto meminta masyarakat Indonesia, baik Muslim atau pun penganut nasrani tidak terpancing dengan insiden di Orlando. Karena itu, perlu ada dialog kehidupan antar umat beragama di level masyarakat bawah, sehingga tambahnya mereka akan saling mengenal dan saling memahami. Dengan adanya saling mengenal dan saling memahami, kata Romo Siswanto, kecurigaan satu sama lain akan berkurang.
"Negara harus memberi banyak ruang bagi masyarakat, membuatr ruang-ruang publik di mana relasi, komunikasi antar umat beragama menjadi semakin sering. Tentu bukan hanya di level seperti ini, tapi bagaimana masyarakat bawah membangun dialog kehidupan antar agama. Tegur sapa, saling percaya satu sama lain, saling mau tanya agamamu kayaknya, agamamu bagaimana? Ini kan penting. Ini justru akan menjadi kekuatan. ketika masyarakat bawah bisa membangun kerja sama, jaringan baik, tentu rasa fobia, rasa takut, rasa nggak percaya dengan sendirinya akan berkurang karena sudah saling kenal," kata Romo Siswanto.
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas menegaskan tindakan Umar Matin ini bertentangan dengan ajaran Islam. Dia menjelaskan dalam Islam jika membunuh satu orang saja dengan sengaja sama artinya membunuh seluruh manusia.
Anwar mengakui sentimen anti-Muslim di Amerika bisa saja melebar ke negara lain sehingga bisa memicu konflik di berbagai negara. Untuk itu, dia meminta masing-masing pihak agar saling menahan diri dan menghormati. Anwar menyebut munculnya sentimen negatif terhadap Islam adalah sebuah kesalahan.
Your browser doesn’t support HTML5
Menurutnya lembaganya terus mendorong dialog agar tidak ada saling curiga satu sama lain.
"Apakah bijak cara yang ditempuh beberapa pihak mengeneralisir perilaku salah satu orangyang terjadi di Orlando untuk seluruh umat Islam. Kalau tidak saling mengendalikan diri yang terjadi konflik, konfliknya tidak hanya terjadi di satu negara di semua negara. Menurut saya masing-masing pihak saling mengendalikan diri dan jangan mengeneralisir," kata Anwar.
Anwar menegaskan penembakan yang terjadi di klub gay Pulse, di Orlando, Amerika Serikat itu tidak ada kaitannya dengan agama. [fw/lt]