Survei Universitas Quinnipiac yang dirilis Jumat (8/2) mengatakan Hillary Clinton disukai oleh 61 persen kalangan pemilih AS, mengungguli Presiden Obama yang disukai 51 persen.
Sebuah jajak pendapat nasional menunjukkan bahwa mantan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton lebih populer daripada Presiden Barack Obama dan tokoh politik nasional lainnya.
Survei Universitas Quinnipiac yang dirilis Jumat mengatakan Clinton disukai oleh 61 persen kalangan pemilih Amerika, dibandingkan dengan Presiden Obama yang hanya memperoleh 51 persen.
Clinton, yang pernah menjadi ibu negara dan senator Amerika, meninggalkan jabatan diplomat tertinggi Amerika pekan lalu.
Dia menjadi Menlu selama empat tahun, dalam Kabinet Presiden Obama - saingannya dalam nominasi presiden 2008 - setelah pelantikan Obama.
Asisten direktur lembaga poling Quinnipiac mengatakan Clinton adalah "tokoh paling populer di panggung politik Amerika saat ini."
Clinton belum menyatakan apakah dia akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden - topik yang telah menimbulkan banyak spekulasi.
Quinnipiac mensurvei 1.772 pemilih terdaftar dari 30 Januari sampai 4 Februari. Jajak pendapat itu memiliki 'margin of error' kurang lebih 2,3 persen.
Survei Universitas Quinnipiac yang dirilis Jumat mengatakan Clinton disukai oleh 61 persen kalangan pemilih Amerika, dibandingkan dengan Presiden Obama yang hanya memperoleh 51 persen.
Clinton, yang pernah menjadi ibu negara dan senator Amerika, meninggalkan jabatan diplomat tertinggi Amerika pekan lalu.
Dia menjadi Menlu selama empat tahun, dalam Kabinet Presiden Obama - saingannya dalam nominasi presiden 2008 - setelah pelantikan Obama.
Asisten direktur lembaga poling Quinnipiac mengatakan Clinton adalah "tokoh paling populer di panggung politik Amerika saat ini."
Clinton belum menyatakan apakah dia akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden - topik yang telah menimbulkan banyak spekulasi.
Quinnipiac mensurvei 1.772 pemilih terdaftar dari 30 Januari sampai 4 Februari. Jajak pendapat itu memiliki 'margin of error' kurang lebih 2,3 persen.