Para ilmuwan dari Lund University di Swedia mengatakan jenis baru tersebut, dikenal sebagai A3/O2, paling banyak ditemukan di Afrika Barat.
Para peneliti mengatakan sebuah HIV jenis baru yang ditemukan di Afrika Barat telah mengarah pada perkembangan ke AIDS yang lebih cepat.
Para peneliti yang berbasid di Lund University di Sweden tersebut mengatakan virus jenis baru tersebut, dikenal sebagai A3/O2, merupakan persilangan antara dua jenis HIV yang paling umum di Guinea-Bissau.
Penelitian yang dilakukan mereka menemukan bahwa orang-orang yang terinfeksi virus jenis baru tersebut meningkat menjadi AIDS dalam sekitar lima tahun, lebih cepat satu tahun dibandingkan orang-orang dengan salah satu jenis virus awal saja.
Mereka mengatakan orang-orang dengan A3/02 juga tiga kali lebih mungkin menghadapi AIDS dan mengalami kematian terkait AIDS.
Para peneliti ini mengatakan sejuah ini jenis baru tersebut baru diidentifikasi di Afrika Barat. Tapi mereka menambahkan bahwa di seluruh dunia, jenis-jenis virus saling bergabung, meningkatkan risiko adanya jenis HIV yang lebih sulit dirawat.
Penemuan ini didasarkan pada sebuah studi dari 152 orang dengan HIV di Guinea-Bissau. Pihak universitas mengatakan berencana untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai kombinasi virus-virus HIV di Eropa.
Para peneliti yang berbasid di Lund University di Sweden tersebut mengatakan virus jenis baru tersebut, dikenal sebagai A3/O2, merupakan persilangan antara dua jenis HIV yang paling umum di Guinea-Bissau.
Penelitian yang dilakukan mereka menemukan bahwa orang-orang yang terinfeksi virus jenis baru tersebut meningkat menjadi AIDS dalam sekitar lima tahun, lebih cepat satu tahun dibandingkan orang-orang dengan salah satu jenis virus awal saja.
Mereka mengatakan orang-orang dengan A3/02 juga tiga kali lebih mungkin menghadapi AIDS dan mengalami kematian terkait AIDS.
Para peneliti ini mengatakan sejuah ini jenis baru tersebut baru diidentifikasi di Afrika Barat. Tapi mereka menambahkan bahwa di seluruh dunia, jenis-jenis virus saling bergabung, meningkatkan risiko adanya jenis HIV yang lebih sulit dirawat.
Penemuan ini didasarkan pada sebuah studi dari 152 orang dengan HIV di Guinea-Bissau. Pihak universitas mengatakan berencana untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai kombinasi virus-virus HIV di Eropa.