Hubungan Turki-AS Renggang Akibat Kudeta

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby.

Selain pemberangusan media dan pencidukan tersangka kudeta, ada desas-desus tak berkesudahan di Turki bahwa Amerika memainkan peran dalam upaya kudeta itu.

Hubungan strategis dan penting antara Turki dan Amerika Serikat semakin renggang karena penguasa di Ankara menumpas tersangka pelaku kudeta dan simpatisan mereka.

Washington terperangkap dalam sebuah dilema antara mengungkapkan keprihatinan atas langkah otoriter yang berlangsung di Turki dan memperlihatkan dukungan bagi sebuah pemerintahan terpilih yang memerangi sebuah kudeta militer.

Sebuah isu peka lainnya adalah desas-desus yang tak berkesudahan di Turki bahwa Amerika memainkan peran dalam upaya kudeta itu, isu yang oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby digambarkan sebagai “menggelikan.”

Pemerintah Turki telah menutup lebih dari 13 media, baik saluran televisi, stasiun radio, harian, dan kantor berita, serta menangkap sekitar 90 jurnalis.

“Kami sudah tentu prihatin,” kata Kirby, yang terus menekankan bahwa “Turki sangat berharga bagi kami sebagai sahabat dan sekutu, dan demokrasi mereka juga.”

Sekitar 1.700 personel militer telah dipecat, termasuk 150 jenderal dan laksamana karena dicurigai punya kaitan dengan kudeta yang gagal itu.

Ankara adalah sekutu penting Amerika dalam perang melawan Negara Islam (ISIS) di Irak dan Suriah, kedua-duanya berbatasan dengan Turki, yang juga anggota NATO. [jm]