Hungaria akan Berlakukan Tindakan Keras terhadap Migran

Anak-anak migran Suriah memakan susuk bubuk pada tempat penampungan sementara di kota Roszke, Hungaria selatan, Minggu (13/9).

Ketegangan memuncak di Hungaria menjelang aksi penindakan keras yang dijanjikan pemerintah hari Selasa (15/9) terhadap para imigran gelap yang datang dari Serbia.

Arus migran yang terus mengalir ke Hungaria dari Serbia mungkin akan berhenti secara mendadak hari Selasa (15/9). Perdana Menteri Hungaria Victor Orban telah berjanji akan mengambil tindakan keras terhadap siapapun yang melewati perbatasan secara ilegal mulai hari Selasa.

Mereka yang melanggar aturan terancam hukuman tiga tahun penjara. Apabila mereka berupaya memotong pagar yang baru dipasang, dapat dikenai hukuman lima tahun penjara.

Pemerintah Hungaria berupaya menyelesaikan pembangunan pagar itu sebelum tanggal 15 September, pada waktu diberlakukannya peraturan baru yang melarang orang melewati perbatasan tanpa dokumen yang sah.

”Siapapun yang memasuki Hungaria harus mengajukan permintaan suaka. Tetapi mereka harus membuktikan dahulu bahwa mereka tidak bisa mengajukan suaka di Serbia," demikian peraturan tersebut.

Kelompok HAM Komite Helsinki Hungaria telah menyebut peraturan itu sebagai “kewenangan terselubung untuk menolak 99 persen permintaan suaka.”

Pemerintah telah mengerahkan ribuan tentara ke perbatasan untuk mendukung polisi yang telah ditugaskan kesana.

Sementara itu, para relawan yang membantu para imigran itu mengatakan akan melanjutkan upaya mereka. Tamas Lederer adalah pendiri Bantuan Migrasi.

“Dalam sejarah Hungaria kalau ada konflik antara hukum dan kemanusiaan, rakyat memilih kemanusiaan,” kata Lederer.

Tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi hari Selasa. Tetapi para wartawan, aktivis, imigran dan pemerintah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dengan cara mereka masing-masing. (vm/ii)