Kepala IAEA Yukiya Amano hari Kamis (28/11) mengatakan lembaganya butuh waktu untuk menyiapkan pendanaan dan staf mereka guna memantau kesepakatan nuklir Iran.
Kepala badan nuklir PBB (IAEA) mengatakan akan “perlu waktu agak lama” bagi organisasi itu untuk membuat persiapan guna memonitor kesepakatan nuklir bersejarah antara Iran dan enam negara berpengaruh.
Perjanjian itu, yang ditandatangani Minggu di Jenewa, meminta Iran agar membatasi atau membekukan bagian-bagian sensitif program nuklirnya selama enam bulan dengan imbalan kelonggaran terbatas dari sanksi-sanksi internasional. Tetapi tanggal dimulainya kesepakatan itu belum diumumkan.
Tim inspektur dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan memonitor kepatuhan Iran. Kepala IAEA Yukiya Amano hari Kamis mengatakan badan itu butuh waktu untuk menganalisa konsekuensi tugas-tugas baru tersebut pada pendanaan dan staf mereka. Ia berkata demikian dalam pertemuan ke-35 negara dewan IAEA di Wina.
Negara-negara berpengaruh, termasuk kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman, menyebut perjanjian Jenewa itu sebagai langkah pertama guna memastikan bahwa aktivitas nuklir Iran tidak ada komponen militernya. Iran mengatakan aktivitasnya bertujuan sipil dan damai, tapi negara-negara Barat curiga itu adalah kedok untuk membuat bom nuklir.
IAEA telah memantau beberapa fasilitas nuklir Iran beberapa tahun ini untuk memastikan mereka patuh pada kewajiban non-proliferasi internasional. Para diplomat di Wina mengatakan kepada kantor-kantor berita Barat bahwa kecil kemungkinan IAEA akan siap melakukan pemantauan lebih luas atas fasilitas tambahan di Iran sebelum Januari.
Perjanjian itu, yang ditandatangani Minggu di Jenewa, meminta Iran agar membatasi atau membekukan bagian-bagian sensitif program nuklirnya selama enam bulan dengan imbalan kelonggaran terbatas dari sanksi-sanksi internasional. Tetapi tanggal dimulainya kesepakatan itu belum diumumkan.
Tim inspektur dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan memonitor kepatuhan Iran. Kepala IAEA Yukiya Amano hari Kamis mengatakan badan itu butuh waktu untuk menganalisa konsekuensi tugas-tugas baru tersebut pada pendanaan dan staf mereka. Ia berkata demikian dalam pertemuan ke-35 negara dewan IAEA di Wina.
Negara-negara berpengaruh, termasuk kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman, menyebut perjanjian Jenewa itu sebagai langkah pertama guna memastikan bahwa aktivitas nuklir Iran tidak ada komponen militernya. Iran mengatakan aktivitasnya bertujuan sipil dan damai, tapi negara-negara Barat curiga itu adalah kedok untuk membuat bom nuklir.
IAEA telah memantau beberapa fasilitas nuklir Iran beberapa tahun ini untuk memastikan mereka patuh pada kewajiban non-proliferasi internasional. Para diplomat di Wina mengatakan kepada kantor-kantor berita Barat bahwa kecil kemungkinan IAEA akan siap melakukan pemantauan lebih luas atas fasilitas tambahan di Iran sebelum Januari.