Ikhwanul Muslimin Mesir kembali menyerukan aksi protes, sehari setelah bentrokan antara militer dan pendukung Presiden terguling Mohamed Morsi menewaskan 51 orang, Selasa (9/7).
Kedua belah pihak saling menyalahkan karena memicu kekerasan, dengan Ikhwanul Muslimin mengatakan tentara melepaskan tembakan terhadap pendukung Morsi tanpa alasan. Militer mengatakan tentara melepaskan tembakan setelah ditembaki dengan gencar oleh teroris yang berusaha menyerbu markas besar militer di Kairo.
Presiden sementara Mesir, Adly Mansour, menyerukan agar kedua belah pihak saling menahan diri dan akan melakukan penyelidikan independen mengenai kekerasan tersebut.
Ia juga mengeluarkan dekrit hari Senin yang mengatakan referendum akan diadakan dalam waktu lima bulan untuk meratifikasi amandemen undang-undang dasar negara itu. Pemilu parlemen akan diadakan dalam waktu dua bulan, dan segera setelah parlemen itu bersidang, tanggal pemilihan presiden akan ditetapkan.
Tentara Mesir membekukan undang-undang dasar yang dirancang oleh Islamis dan menggulingkan Morsi pekan lalu, setelah protes massal menentang kekuasaannya.
Presiden sementara Mesir, Adly Mansour, menyerukan agar kedua belah pihak saling menahan diri dan akan melakukan penyelidikan independen mengenai kekerasan tersebut.
Ia juga mengeluarkan dekrit hari Senin yang mengatakan referendum akan diadakan dalam waktu lima bulan untuk meratifikasi amandemen undang-undang dasar negara itu. Pemilu parlemen akan diadakan dalam waktu dua bulan, dan segera setelah parlemen itu bersidang, tanggal pemilihan presiden akan ditetapkan.
Tentara Mesir membekukan undang-undang dasar yang dirancang oleh Islamis dan menggulingkan Morsi pekan lalu, setelah protes massal menentang kekuasaannya.