Dua ahli imunologi, James Allison dari AS dan Tasuku Honjo dari Jepang, memenangkan penghargaan Nobel bidang Kedokteran untuk riset yang mengubah secara drastis pengobatan kanker, para juri mengumumkan, Senin (1/10).
Pasangan ilmuwan itu mendapat penghargaan “untuk penemuan terapi kanker dengan menata hambatan imun negative,” kata Majelis Nobel mengatakan, seperti dilansir dari kantor berita AFP.
Terapi temuan mereka menarget protein yang dihasilkan oleh beberapa sel-sel sistem kekebalan dan juga oleh beberapa sel kanker.
Protein-protein tersebut bisa menghentikan pertahanan alami tubuh membunuh sel kanker. Terapi tersebut dirancang untuk menghilangkan “jeda” protein itu dan membuat sistem kekebalan tubuh lebih cepat bekerja melawan kanker.
Allison adalah professor di Universitas Texas dan Honjo adalah profesor di Universitas Kyoto. Untuk riset yang sama, keduanya pernah memenangkan Tang Prize pada 2014, penghargaan yang disebut sebagai penghargaan Nobel versi Asia.
Hadiah Nobel senilai 9 juta krona Swedia (sekitar $1.01 juta) akan dibagi dua.
Mereka akan menerima hadiah Nobel dari Raja Carl XVI Gustaf pada upacara resmi di Stockholm pada 10 Desember. Tanggal itu juga diperingati sebagai hari wafatnya Alfred Nobel pada 1896, yang menciptakan penghargaan ini pada surat wasiatnya. [ft]