Impor batu bara China tahun ini mencapai level tertingginya pada November. Hal itu terjadi ketika konsumen bahan bakar kotor terbesar di dunia bergegas untuk mempersiapkan musim dingin dengan menimbun pasokan untuk pembangkit listrik.
Beijing mengimpor 35,05 juta ton batu bara bulan lalu, naik dari 26,94 juta ton pada Oktober, menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan, Selasa (7/12).
Namun, pedagang batu bara China terpaksa menjual kargonya dengan harga rugi. Mereka juga mencoba menunda impor setelah intervensi pasar memicu penurunan harga hingga 50 persen.
Pihak berwenang China sejak Oktober telah mengizinkan beberapa batu bara Australia, yang menumpuk di pelabuhan selama hampir satu tahun karena ketegangan politik antara Beijing dan Canberra, untuk melewati bea cukai.
Data bea cukai menunjukkan bahwa 777.915 ton batu bara kokas Australia berhasil masuk ke China pada bulan Oktober.
BACA JUGA: Permintaan China untuk Batubara Melonjak, Namun Impor Batubara Australia Tetap DibekukanBeberapa tambang batu bara di wilayah pertambangan besar China, seperti Mongolia Dalam dan Shanxi, telah secara sukarela membatasi harga ex-pit sebagai tanggapan atas seruan Beijing untuk menstabilkan harga pasar.
BACA JUGA: Negara Besar Janji Pangkas Penggunaan Batu BaraSementara itu, jumlah batu bara yang disimpan untuk pembangkit listrik di negara itu mencapai 147 juta ton pada 24 November dan mungkin mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada akhir bulan.
Jumat lalu, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional yang kuat mengusulkan untuk menetapkan harga batu bara termal para 2022 di angka 550 yuan hingga 850 yuan ($86 hingga $133) per ton. Komisi itu memberi tahu para penambang dan pembangkit listrik untuk memaksimalkan penandatanganan pasokan tahun depan melalui kontrak berjangka, Reuters mengutip media China melaporkan. [ah/rs]