Dengan tidak mengindahkan tentangan China, India akan mengizinkan pemimpin kerohanian Tibet, Dalai Lama, melakukan kunjungan keagamaan ke negara bagian Arunachal Pradesh, bagian timur laut India, daerah perbatasan yang sebagian diklaim China.
Beijing hari Jumat (3/3) memperingatkan India agar tidak mengizinkan kunjungan seminggu tersebut bulan depan, dengan alasan itu akan menyebabkan kerusakan berat terhadap hubungan bilateral dan terhadap perdamaian dan kestabilan di daerah perbatasan India-China itu.
India membantah keprihatinan China tersebut dengan tanggapan juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Gopal Bagley yang mengatakan “sikap pemerintah India sudah sangat diketahui dan belum berubah.”
Menteri Muda Dalam Negeri India, Kiran Rijiju, mengatakan tidak ada alasan untuk menghambat Dalai Lama karena ia pergi ke sana sebagai seorang pemimpin agama.
Rijiju, penasehat Perdana Menteri Narendra Modi urusan Tibet, mengatakan kepada Press Trust of India bahwa ia akan bertemu dengan Dalai Lama sebagai seorang penganut agama Budhist Tibet dalam kunjungannya ke Arunachal Pradesh, di mana terdapat satu biara Buddhist yang terkenal di Tawan. Pemimpin kerohanian Tibet itu juga mengunjunginya 8 tahun yang lalu.
China mengklaim kira-kira 90 ribu kilometer persegi di Arunachal Pradesh, dan menamakannya Tibet Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menekankan hari Jumat bahwa Beijing menentang dengan kuat kunjungan Dalai Lama ke daerah-daerah perbatasan, dan bahwa China telah mendesak India agar jangan memberi panggung bagi “klik Dalai.” China menyebut pemimpin kerohanian Tibet itu seorang separatis berbahaya. [gp]