Para pemimpin lebih dari 50 negara, Senin (28/9) berkumpul dalam KTT yang membahas operasi Penjaga Perdamaian PBB.
Presiden AS Barack Obama, yang ikut mengetuai KTT itu, mengatakan meskipun operasi penjaga perdamaian bukan solusi bagi setiap masalah, tetap merupakan salah satu alat paling penting untuk mengatasi konflik bersenjata.
Namun tantangannya semakin besar, kata Obama.
“Terlalu sedikit negara yang mengemban beban menyediakan pasukan. Selain itu, kita juga melihat tantangan baru – lebih banyak konflik bersenjata, lebih banyak ketidakstabilan yang disebabkan terorisme dan ekstremisme kekerasan, dan lebih banyak pengungsi,” kata Presiden Obama.
Saat ini ada 16 misi di seluruh dunia, dengan 120.000 tentara dan polisi. Namun jumlah itu akan segera bertambah. Dalam KTT yang berlangsung di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB itu, negara-negara berjanji untuk menambah lebih dari 30.000 personil.
Presiden Obama mengatakan AS akan melipatgandakan jumlah personilnya dan menawarkan dukungan logistik.
“Apabila ada keperluan mendesak dan kami bisa membantu, kami akan menjalankan proyek-proyek teknis seperti membangun pangkalan udara dan markas-markas bagi misi-misi baru. Dan kami akan meningkatkan upaya untuk membantu membangun kapasitas PBB, mulai dari menciptakan teknologi canggih sampai memberikan pelatihan perlindungan dari bom rakitan,” imbuhnya.
Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, yang ditemui wartawan usai pertemuan itu, mengatakan Indonesia juga akan berkontribusi lebih banyak.
“Kita berjanji akan menambah pasukan, menambah kualitas pasukan dan menambah peralatan, baik kapal atau helikopter. Targetnya adalah mengirim 4,000 personil sebelum 2019. Sekarang sudah ada 2.700,” kata Wapres JUsuf Kalla.
KTT ini merupakan kelanjutan dari Pertemuan Regional Asia Pasifik tentang Penjaga Perdamaian yang diadakan di Indonesia pada bulan Juli lalu. Pertemuan regional itu bertujuan untuk mendorong negara-negara di Asia Pasifik untuk meningkatkan kontribusi mereka bagi misi perdamaian PBB.
Indonesia telah terlibat dalam operasi penjaga perdamaian selama 54 tahun. [vm]