Indonesia akan bertemu dengan produsen-produsen minyak Timur Tengah di sela-sela pertemuan OPEC di Wina untuk menegosiasikan kemungkinan perjanjian pasokan minyak mentah jangka panjang untuk kilang-kilangnya, menurut seorang pejabat pemerintah senior.
Pemerintah, yang mempertimbangkan untuk bergabung kembali dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak tersebut setelah keluar tahun 2008, berencana melakukan pertemuan-pertemuan bilateral dengan Arab Saudi, Kuwait, Iran, Irak, Oman dan Uni Emirat Arab.
"Kami akan membahas pembelian minyak mentah dari mereka. Kami berencana membangun kilang, jadi kami perlu pasokan minyak mentah," ujar Wiratmaja Puja, direktur jenderal minyak dan gas di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kepada kantor berita Reuters, Senin malam (1/6).
Indonesia, yang diperkirakan akan menjadi importir bahan bakar minyak terbesar di dunia tahun 2018, kesulitan menarik investasi dalam sektor penyulingan dan fasilitas terbarunya berusia lebih dari 20 tahun.
Pembicaraan pemerintah dengan Kuwait Petroleum dan Saudi Aramco terhambat tahun 2013 karena isu-isu pajak, dan negosiasi-negosiasi serupa dengan Iran dan Irak untuk pasokan minyak mentah juga tidak mengalami banyak kemajuan.
Namun Presiden Joko Widodo telah memperbarui dorongan untuk menarik investasi dalam sektor minyak dengan membersihkan industri yang dinodai korupsi dan menawarkan para investor insentif-insentif yang lebih baik.
"Meski kita tidak memiliki komitmen formal dengan mereka, mereka telah menunjukkan ketertarikan untuk memasok minyak mentah untuk kita dalam jangka panjang, 20-30 tahun, dan siap untuk memiliki saham dalam proyek-proyek penyulingan jika diperlukan," ujar Wiratmaja.
Pemerintah ingin membangun empat kilang baru dan memperbaik empat fasilitas yang ada dalam 10 tahun, tambahnya.
Indonesia, yang menghadiri pertemuan OPEC hari Jumat sebagai pengamat, akan menentukan setelah pertemuan berakhir apakah akan secara resmi meminta bergabung kembali sebagai anggota.
Indonesia merupakan satu-satunya anggota OPEC dari Asia selama hampir 50 tahun sebelum keluar dari kelompok itu tahun 2008 saat harga minyak mencapai rekor tertinggi, dan meningkatnya permintaan domestik dan jatuhnya produksi membuat negara ini menjadi importir minyak sampai sekarang.
Anggota penuh OPEC haruslah pengekspor minyak netto, namun sebuah negara dapat menjadi anggota rekanan dalam kondisi tertentu.
Jika bergabung kembali, Indonesia akan menjadi produsen terkecil keempat di atas Libya, Ekuador dan Qatar, dan menjadikan jumlah anggota 13 negara.