Ajang yang digelar dua bulan lalu itu mulai mendatangkan investasi, komitmen relokasi industri, investasi, dan keuntungan sektor pariwisata.
Menko Maritim yang juga Ketua Panitia Nasional Luhut Pandjaitan mengatakan, banyak pihak memuji pelaksanaan pertemuan di Bali sehingga banyak yang mau berinvestasi ke Indonesia.
Your browser doesn’t support HTML5
“Yang tidak kita duga sebenarnya kredibilitas kita naik itu membuat menjual banyak proyek Indonesia dan banyak mengundang investor itu sangat mudah,” jelasnya dalam bincang-bincang di Bappenas, Jakarta, Selasa (18/12/2018) sore.
Selama berlangsungnya pertemuan World Bank-IMF, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berhasil memfasilitasi kerjasama investasi dengan total nilai 47 triliun rupiah. Investasi ini meliputi bidang energi terbarukan, perkebunan, dan pengembangan jalan tol.
Sementara 14 BUMN menandatangani perjanjian investasi dengan kesepakatan bernilai 202 triliun rupiah. Perjanjian ini meliputi 10 bidang antara lain migas, pertambangan, dan jalan tol.
Luhut mengatakan, sejumlah industri pun mulai tertarik memindahkan industrinya ke Indonesia. Perusahaan perakit telepon genggam Pegatron di Taiwan melihat potensi membangun pabrik baterai lithium di Sulawesi Tengah. Sementara perusahaan baja Tiongkok berencana memindahkan pabriknya ke Indonesia. Tak ketinggalan, perusahaan minyak pun ingin berinvestasi di Gresik.
“Selama 2-3 minggu terakhir ini itu dua kali tim kita ke sana. Apa hasilnya? Satu, misalnya CMC perusahaan minyak Taiwan menginvestasikan 6,8 miliar dollar untuk petrochemical di Gresik. Itu komplet sudah tandatangan perjanjiannya. Saya hubungi kepala Pertamina supaya segera eksekusi,” paparnya.
Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia membahas isu keuangan dan pembangunan ekonomi se-dunia, termasuk prospek ekonomi, penghapusan kelaparan, dan dana bantuan. Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah untuk rapat tahun ini dan menerima 34 ribu orang, termasuk 3,500 delegasi dari 189 negara anggota.
Sejak rapat tahunan 2017 di Washington, DC, Amerika Serikat, pemerintah Indonesia sudah gencar menggelar promosi. Promosi pariwisata dilakukan baik dengan pertunjukkan budaya selama pertemuan delegasi maupun lewat iklan pariwisata di transportasi umum Washington, DC.
Sektor Pariwisata Indonesia Mendapatkan Manfaat Langsung
Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mencatat pertemuan World Bank-IMF berhasil mendatangkan wisatawan baru. Dari survey yang dilakukan, lebih dari 50 persen responden mancanegara mengaku tidak akan ke Indonesia kalau tidak ada perhelatan tersebut.
Dari seluruh responden mancanegara, sebanyak 76 persen menyatakan akan kembali lagi ke Indonesia dan 95 persen akan merekomendasikan Indonesia sebagai tujuan wisata.
“Jadi tidak hanya kita mendatangkan wisatawan baru tapi berpotensi mendapatkan kunjungan yang lebih banyak lagi ke depan. Mungkin dari individu yang sama mungkin dari individu yang lain. Karena 90 persen akan merekomendasikan Indonesia sebagai tujuan wisata kepada kolega, teman, atau keluarga,” jelas Bambang.
Pemerintah mencatat, wisatawan baik domestik maupun mancanegara mengeluarkan uang mencapai 582 miliar Rupiah. Angka ini digunakan paling banyak untuk akomodasi, makan minum, dan kerajinan tangan.
“Maka yang paling mendapatkan benefit adalah sektor akomodasi, makan minum dan kerajinan tangan. Total pengeluaran peserta mancanegara dari angka yang 500-an miliar tadi adalah 340 miliar yang dikeluarkan wisatawan domestik, termasuk saya dan pak Luhut adalah 241 miliar Rupiah,” terangnya.
Pemerintah memproyeksikan, pertemuan ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali sekitar 0,41 persen menjadi 6,31 persen. Sementara secara nasional, ajang ini meningkatkan baseline sekitar 0,01 persen menjadi 5,16 persen. [rt/em]