Indonesia Minta Amerika untuk Tidak Eksklusif dalam Isu Timur Tengah

Menteri Luar Negeri Marti Natalegawa (26/9)

Dalam pertemuan bilateral tingkat menteri di sela-sela sidang PBB, Indonesia meminta Amerika untuk tidak eksklusif dalam penyelesaian masalah Timur Tengah.

Di sela-sela sidang umum PBB di New York, dilangsungkan juga berbagai pertemuan bilateral tingkat menteri dan pejabat senior negara-negara anggota. Salah satunya adalah pertemuan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika William Burns.

Dalam pertemuan 30 menit itu, dibahas berbagai isu seperti persiapan menjelang KTT Asia Timur di Bali November nanti, Isu Asean dan keketuaan Indonesia, isu Laut Cina Selatan dan Myanmar hingga Timur Tengah.

Secara terbuka Menteri Luar Negeri Indonesia meminta Amerika untuk tidak bersikap eksklusif dalam isu Timur Tengah.

“Pandangan kita adalah apakah masalah Timur Tengah atau nuklir Iran dan masalah Internasional lain, hendaknya bersikap inklusif, tidak hanya melibatkan beberapa negara saja. Gagasan penyelesaian masalah kan bisa berasal dari berbagai pihak. Dan penting menjaga adanya rasa kebersamaan proses perdamaian ini agar Negara-negara yang peduli tidak terkesampingkan," demikian pendapat Menteri Marty Natalegawa.

"Saya kira Amerika berterima kasih atas pandangan kita. Karena untuk isu Timur Tengah misalnya, negara-negara kunci semakin demokratis. Nah demokratisasi Negara-negara Timur Tengah itu harusnya tercermin juga dari demokratisasi proses pengambilan keputusan di Timur Tengah pula”, tambah Marty selanjutnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika William Burns yang ditemui sesudah pertemuan menyatakan, pemerintah AS sangat berterima kasih atas masukan Indonesia dan berharap bisa bekerjasama dalam berbagai isu.

Kerjasama Amerika-Indonesia mulai dari soal hubungan bilateral kedua negara yang menjadi salah satu prioritas Pemerintah Amerika, hingga soal mempersiapkan KTT Asia Timur di Bali dan tentu saja soal perkembangan di Timur Tengah.

Persiapan KTT Asia Timur di Bali bulan November nanti memang menjadi salah satu pembahasan utama dalam pertemuan di salah satu ruang markas PBB. Ini dikarenakan untuk pertama kalinya KTT tersebut akan diikuti oleh Amerika dan Rusia.

“Dalam waktu 1,5 bulan akan ada KTT Asia Timur di Bali. Sangat penting karena untuk pertama kali Amerika dan Rusia akan ikut serta. Indonesia sebagai ketua memiliki peluang untuk menetapkan tatanan kerjasama di Asia Timur," ungkap Menlu Marty.

"Di KTT Asia Timur Insya Allah akan disepakati semacam norma-norma yang akan mengatur hubungan Negara-negara di kawasan Asia Timur. Jadi bentuknya seperti TAC (Treaty of Amity and Coorporation)yang berlaku di Asia Tenggara, tapi Bali Principles nanti akan mencakup negara-negara Asia Timur," papar Marty Natalegawa.

Selain mengadakan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika, hari ini Indonesia juga melakukan pembicaraan serius dengan Liga Arab, Utusan Iran, dan sejumlah negara lain. Termasuk pembukaan hubungan diplomatik dengan San Morino.

Indonesia dijadwalkan menyampaikan pandangan dalam Sidang Umum PBB pada sekitar pukul enam sore ini.