Mengutip dua korban berhasil diselamatkan di dekat anjungan perminyakan, Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM), Kamis (13/5), mengatakan sedikitnya 17 migran meninggal ketika kapal yang mereka tumpangi tenggelam di lepas pantai Tunisia.
IOM menyatakan kapal tersebut berangkat pada Selasa lalu (11/5) dari pelabuhan Zwara di Libya, pintu gerbang utama bagi para migran yang menuju Eropa yang sebagian besar berasal dari sub-Sahara Afrika.
Dua perempuan dari Niger berhasil diselamatkan oleh pihak berwenang di pelabuhan Sfax Tunisia, kata IOM, dan menambahkan keduanya kemudian dibawa ke rumah sakit.
Menurut IOM, lebih dari 500 orang telah meninggal ketika berusaha menyeberangi Laut Mediterania dari pantai Afrika Utara menuju Italia dan Malta sejak awal 2021.
Hingga pertengahan 2021, sekitar 13 ribu migran telah mendarat di pantai Italia. Jumlah itu adalah peningkatan yang cukup besar sekitar 4.200 dan 1.100, dari masing-masing periode yang sama untuk 2020 dan 2019.
Perdana Menteri Tunisia Hichem Mechichi, dalam kunjungannya ke Portugal hari Selasa mengatakan negaranya menentang pendirian pusat-pusat penampungan para migran di wilayahnya yang berupaya untuk menyeberang ke Eropa.
Mechichi menegaskan Tunisia, yang bergulat dengan krisis sosial dan politik, "sama sekali tidak siap untuk menerima warga negara lain". [mg/em]