Ira Koesno dan Imam Priyono Terpilih Jadi Moderator Debat Capres 2019

Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Prabowo Subianto usai Debat Capres 2014 pada tanggal 15 Juni 2014 (foto: dok).

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan tim sukses pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah menyepakati sejumlah hal terkait debat Pilpres 2019.

Mantan jurnalis Ira Koesno dan jurnalis senior TVRI Imam Priyono terpilih sebagai moderator debat pertama Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang rencananya akan digelar Kamis, 17 Januari 2019. Hal tersebut berdasar kesepakatan antara KPU dan tim sukses pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ketua KPU Arief Budiman mengatakan keputusan tersebut belum disampaikan kepada kedua moderator terpilih. Ia berharap Ira Koesno dan Imam dapat menjadi moderator sehingga tidak perlu mencari kandidat moderator lagi.

Dari kiri ke kanan: Direktur Program Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Aria Bima, Ketua KPU Arief Budiman, dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Priyo Budi Santoso. (Foto: Ahmad Bhagaskoro/VOA)

"Kami ingin sampaikan juga, Mba Ira Koesno dan Imam Priyono belum dihubungi. Karena itu baru diputuskan sekarang. Jadi mudah-mudahan saja beliau berdua bersedia. Sebab jika tidak, kita harus rapat lagi untuk memutuskan," jelas Arief Budiman di Gedung KPU Jakarta, Jumat (28/12).

Tema debat pertama Pilpres 2019 yaitu tentang hukum, HAM, korupsi, dan terorisme. Total keseluruhan debat Pilpres yang akan digelar KPU sebanyak 5 kali. Empat debat lainnya di antaranya akan digelar pada 17 Februari, 17 Maret, dan 30 Maret 2019. Sementara debat kelima belum ditentukan waktunya karena kedua tim sukses masih perlu mengecek jadwal kedua pasangan calon.

BACA JUGA: Pengamat: Kedua Kubu Tidak Mengedepankan Kampanye Program

Direktur Program Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Aria Bima, menilai Ira Koesno dan Imam Priyono memenuhi prasyarat untuk menjadi moderator debat Pilpres 2019. Terutama dari segi kompetensi dan profesionalisme.

"Dalam debat capres nanti pada tanggal 17 Januari, memang suasana prakondisi antar kedua timses akan lebih memberikan warna yang sejuk. Maka dalam proses penentuan sampai detail teknis tidak ada yang bersitegang," jelas Aria Bima.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Priyo Budi Santoso (kiri) dan Direktur Program Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Aria Bima. (Foto: Ahmad Bhagaskoro/VOA)

Sementara itu, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Priyo Budi Santoso mengapresiasi kinerja KPU yang sudah memfasilitasi kedua tim sukses pasangan calon jelang debat ini. Sementara untuk nama-nama moderator lainnya akan ditentukan lagi usai debat pertama.

"Sedangkan nama-nama yang sempat beredar itu harus dikoreksi, karena nama itu belum final dan definitif. Nanti nama-nama itu akan kita bicarakan setelah debat pertama," jelas Priyo Budi Santoso.

Sebelumnya, KPU mengusulkan 6 nama moderator yang akan memandu debat Pilpres 2019. Keenam nama tersebut adalah Najwa Shihab, Ira Koesno, Bayu Sutiyono, Tomi Cokro, Alfito Deannova, dan Prabu Revolusi.

Menanggapi ini, Koordinator KontraS Yati Andriyani pesimistis, masuknya isu HAM akan menjamin sepenuhnya agenda HAM akan menjadi agenda prioritas dua kubu yang berkontestasi. Menurutnya agenda ini masih sebatas formalitas untuk meramaikan gelaran debat capres semata.

"Bagi para panelis agar memberikan pertanyaan yang tajam dan menghindari jawaban-jawaban retoris dan normatif. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi HAM yang menjadi persoalan selama ini," jelas Yati saat dihubungi VOA.

Your browser doesn’t support HTML5

Ira Koesno dan Imam Priyono Terpilih Jadi Moderator Debat Capres 2019

Yati mencontohkan persoalan yang bisa ditanyakan panelis ke Jokowi yaitu keberaniannya memerintahkan Jaksa Agung untuk memeriksa Prabowo, Wiranto dan Hendropriyono yang diduga terkait dengan kasus pelanggaran HAM masa lalu. Sedangkan pertanyaan ke Prabowo, bisa ditanyakan, apakah ia bersedia mengungkap kebenaran orang-orang yang diduga ia culik. [Ab/em]