Irak Bergantung kepada Pemerintahan Koalisi yang Rapuh

Mantan PM Irak, Ayad Allawi tidak menghadiri sidang parlemen Irak hari Sabtu.

Anggota Parlemen Irak hari Sabtu menyepakati sebuah perjanjian politik walau ada aksi keluar ruang sidang oleh blok Sunni, Iraqiya.

Anggota Parlemen Irak hari Sabtu menyepakati sebuah perjanjian politik tentang pemerintahan baru, walau ada aksi keluar ruang sidang atau walkout oleh blok Iraqiya yang didukung Suni dan pernyataan keras dari pemimpin blok itu.

Anggota parlemen menyetujui rencana itu dalam sebuah sidang parlemen hari Sabtu dan sepakat untuk bersidang lagi tanggal 21 November.

Hari Sabtu pagi, sejumlah anggota Iraqiya mengatakan, mereka akan mendukung rencana itu. Persetujuan mereka diberikan dua hari setelah sekitar dua pertiga dari 91 anggota parlemen keluar dari ruang sidang dengan mengatakan, tuntutan mereka belum terpenuhi.

Hari Sabtu, jurubicara Iraqiya Haider al-Mulla mengatakan, “salah pengertian” menyebabkan terjadinya aksi keluar dari ruang sidang itu.

Pada hari Jumat, dalam wawancara dengan CNN, pemimpin kelompok Iraqiya, mantan PM Ayad Allawi, menyatakan, konsep pembagian kekuasaan sudah mati. Dia juga mengatakan, beberapa anggota dari koalisi Iraqiya kemungkinan akan bergabung dengan pemerintah baru, namun, dia mengatakan, hampir semua, termasuk dia sendiri, tidak akan ikut ambil bagian dalam pemerintahan itu.

Mantan PM Allawi sendiri tidak menghadiri sidang pada hari Sabtu itu. Beberapa anggota partai mengatakan, dia pergi ke London.