Iran telah menyelesaikan latihan angkatan laut besar yang melibatkan tes rudal, ketika sedang terjadi ketegangan dengan Amerika. AS mengatakan, latihan itu hanyalah suatu hal yang biasa.
Media pemerintah Iran mengatakan, latihan angkatan laut yang berakhir Selasa (28/2) itu diadakan di kawasan Laut Arab seluas 2 juta kilometer persegi, sampai ke pintu masuk Teluk Persia dan Laut Merah.
Latihan itu melibatkan tes dua rudal yang diperbarui Senin, salah satu di antaranya peluru kendali bernama Nasir yang diluncurkan dari kapal selam, dan lainnya rudal anti kapal yang disebut Dehlaviyeh. Media pemerintah mengatakan, kapal selam Iran juga berhasil menguji coba torpedo canggih yang diberi nama Valfajr pada Selasa.
Laporan-laporan mengutip Laksamana Habibollah Sayyari yang mengatakan, latihan angkatan laut itu bertujuan meningkatkan kemampuan pertahanan Iran dan mengirim pesan "perdamaian dan persahabatan" kepada negara-negara tetangganya.
Tetangga mereka itu termasuk negara-negara Arab Sunni yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS yang telah menyatakan keprihatinan tentang upaya Iran yang dikuasai Syiah untuk memperluas pengaruhnya di kawasan itu.
Ketegangan antara AS dan Iran telah meningkat sejak Presiden Donald Trump dilantik Januari dan bersumpah akan menanggapi lebih keras langkah-langkah Iran yang dianggap mengancam kepentingan AS dan sekutu-sekutunya.
Namun Departemen Pertahanan AS mengirim pernyataan kepada VOA yang mengatakan tidak ada kekhawatiran apapun tentang unjuk kekuatan Iran itu.
Iran telah menyatakan bahwa program pengembangan rudalnya konsisten dengan resolusi Dewan Keamanan nomor 2231 yang mendukung kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan beberapa negara besar. [ps/isa]