Iran Mulai Pengayaan Uranium di Fasilitas Bawah Tanah

Utusan nuklir Iran untuk IAEA, Ali Asghar Soltanieh, sebelum pertemuan di Wina, Austria (foto: dok).

Pejabat nuklir Iran menyatakan saat ini Iran sedang memurnikan uranium di kompleks bawah tanah 'Fordo' yang baru dibuka.

Iran mengukuhkan bahwa pihaknya telah memulai pengayaan uranium di fasilitas kedua, di mana materi itu dapat dimurnikan lebih lanjut untuk kemungkinan membuat bom nuklir.

Utusan Iran untuk Badan Tenaga Atom Internasional, Ali Asghar Soltanieh, mengatakan Teheran sedang mengolah uranium di kompleks Fordo yang baru diluncurkan dan sarana yang lebih tua di kota Natanz. Ia memberitahu televisi al-Alam Iran yang berbahasa Arab, pekerjaan itu dilakukan dibawah pengawasan badan atom PBB (IAEA).

Para diplomat yang berhubungan dengan IAEA mengakui bahwa centrifuge Iran telah mulai mengolah uranium hingga tingkat 20 persen di Fordo, kompleks bawah-tanah dekat kota suci Shiah, Qom. Amerika Serikat dan Perancis mengutuk tindakan itu.

Dewan Keamanan PBB telah memberlakukan empat perangkat sanksi terhadap Iran karena negara itu menolak menghentikan kegiatan pengayaan, yang bisa digunakan untuk keperluan sipil dan militer. Negara-negara Barat menuduh Iran mengembangkan program senjata nuklir. Iran menyatakan ambisi nuklirnya bersifat damai.

Amerika dan Uni Eropa telah memperketat sanksi-sanksi mereka terhadap Iran untuk menekan negara itu agar menghentikan kegiatan pengayaan. Pemimpin Agung Iran Ayatollah Khamenei hari Senin mengatakan sanksi-sanksi itu tidak akan mencapai tujuannya dan Iran bertekad akan menghadapi tekanan itu. Pernyataannya disiarkan TV pemerintah.

Juga hari Senin, para diplomat terkait IAEA mengukuhkan bahwa mesin-mesin Iran telah mulai memurnikan uranium hingga kadar 20 persen di kompleks bawah tanah Fordo, dekat kota suci Syiah, Qom.

Fordo berlokasi di bawah sebuah gunung dan terlindung baik dari kemungkinan serangan udara negara-negara penentang program nuklir Iran. Iran sebelumnya menyatakan sedang bersiap-siap memindahkan kegiatan pengayaan uraniumnya ke Fordo dari fasilitas lainnya di kota Natanz, Iran Tengah.

Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland mempertanyakan motif Iran. Dia mengatakan bahwa ketika pengolahan uranium sampai ke tingkat 20 persen kemurnian. “Ini cederung memberi indikasi bahwa Iran mengolah ke tingkat yang menjurus ke program nuklir yang berbeda.”

Perancis menyebut tindakan itu provokasi baru dan membuat negaranya tidak mempunyai pilihan lain kecuali menegakkan sanksi internasional dan memberlakukannya bersama mitra Perancis di Eropa dan negara lainnya.