Iran, Rabu (16/11), menolak rancangan resolusi oleh negara-negara Barat yang memintanya bekerja sama sepenuhnya dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
"Mereka menulis resolusi dan membawa dokumen yang mereka sendiri tahu tidak benar dan ditolak oleh Republik Islam," kata kantor berita resmi IRNA mengutip kepala energi atom Iran, Mohamed Eslami.
Pada hari Selasa (15/11), para diplomat mengatakan bahwa Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Jerman telah menyerahkan rancangan resolusi tersebut kepada badan pengawas nuklir PBB tersebut.
Rancangan resolusi yang meminta Iran bekerja sama sepenuhnya dengan IAEA itu muncul setelah laporan oleh badan tersebut menyimpulkan bahwa "tidak ada kemajuan" dalam penyelidikan jangka panjang terhadap bahan nuklir yang dirahasiakan di Iran. Rancangan tersebut masih harus didiskusikan dalam pertemuan triwulanan Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara, yang dimulai pada hari Rabu.
Rancangan resolusi yang sempat dilihat kantor berita AFP menegaskan bahwa "penting dan mendesak" bagi Iran untuk "bertindak guna memenuhi kewajiban hukumnya".
Delegasi IAEA dijadwalkan mengunjungi Iran bulan ini, tetapi Eslami mengatakan, "untuk saat ini, tidak ada kunjungan IAEA dalam agenda". "Kami telah menanggapi semua tuduhan dan tuduhan IAEA dan, jika badan itu memiliki niat baik dan keinginan untuk melanjutkan negosiasi, mereka (negara-negara Barat) tidak akan mengajukan resolusi mengenai Iran,” tambahnya.
Rancangan resolusi muncul sementara pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 mengalami kemacetan.[ab/ka]