ISIS Dapat Dana dari Penyelundupan Minyak

Para pemberontak dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di pos penjagaan di Mosul, Irak utara (11/6).

ISIS mengirimkan minyak mentah dari ladang minyak Najma di Mosul, Irak, ke Suriah, untuk menyelundupkannya ke salah satu negara tetangga Suriah.

Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), atau yang sekarang menyebut dirinya hanya Negara Islam saja, menyita empat ladang minyak kecil ketika mereka merambah Irak utara bulan lalu.

Sekarang, mereka menjual minyak mentah dan bensin yang dihasilkan untuk mendanai apa yang mereka baru mereka deklarasikan sebagai "kekhalifahan."

Dekat kota Mosul, ISIS telah mengambil alih ladang-ladang minyak Najma dan Qayara, sementara lebih jauh ke selatan dekat Tikrit, kelompok ini menyerbu ladang-ladang Himreen dan Ajil dalam penyerangan dua hari melalui Irak utara pada pertengahan Juni.

Ladang-ladang minyak yang ada di tangan ISIS kecil dibandingkan dengan lapangan-lapangan raksasa dekat Kirkuk dan Basra, yang ada di bawah kontrol pemerintah pusat dan pemerintah otonom Kurdi. Sebagian sumur minyak yang dikuasai ISIS, diperkirakan oleh seorang pejabat Kurdi mencapai 80 buah, disegel dan tidak dipompa.

Namun monopoli atas bahan bakar di wilayah yang direbutnya membuat ISIS memiliki pengaruh terhadap fraksi-fraksi Suni bersenjata lainnya yang dapat mengancam dominasi di Irak utara.

Para pejabat Irak mengatakan bahwa dalam beberapa minggu terakhir kelompok ini telah mengirim minyak dari Qayara untuk diproses dengan alat penyulingan bergerak di Suriah menjadi bahan bakar kualitas rendah, kemudian dibawa kembali untuk dijual ke Mosul, kota berpenduduk dua juta orang.

Pengiriman lebih besar dari minyak mentah, beberapa diantaranya dari Najma, juga dijual lewat para penyelundup ke para pedagang Turki dengan potongan harga besar sekitar US$25 per barel.

"Kami telah mengukuhkan laporan-laporan yang menunjukkan bahwa ISIS mengirimkan minyak mentah dari ladang minyak Najma di Mosul ke Suriah untuk menyelundupkannya ke salah satu negara tetangga Suriah," ujarHusham al-Brefkani, kepala dewan komite energi provinsi Mosul.

"Negara Islam itu mendapatkan keuntungan jutaan dolar dari perdagangan ilegal tersebut."

Pom bensin di Mosul sekarang menjual bahan bakar yang dipasok para penjual yang bekerjasama dengan ISIS, yang menjual dengan harga $1 atau $1,5 per liter tergantung kualitas -- kenaikan besar dari harga-harga sebelumnya.

"Bahan bakar dibawa dari Suriah... Harganya tiga kali lipat dari sebelumnya, namun para pengendara harus membelinya karena bahan bakar bersubsidi dari pemerintah ditahan," ujar salah seorang pemilik pom bensin.

Brefkani mengatakan ISIS merupakan sponsor satu-satunya untuk impor-impor dari Suriah, tempat kelompok ini juga mengontrol ladang-ladang minyak di provinsi Deir al-Zor.

"Mereka menggunakannya sebagian untuk kendaraan-kendaraan mereka dan menjual sisanya pada pedagang di Mosul." (Reuters)