ISIS Gunakan Warga Sipil sebagai 'Perisai Manusia' di Fallujah

Pasukan keamanan Irak dan milisi Syiah terus maju dalam upaya merebut kota Fallujah dari kelompok militan ISIS, Selasa (24/5).

Militan ISIS di Fallujah menggunakan banyak warga sipil sebagai perisai manusia dan menghalangi keluarga-keluarga yang ingin mengungsi untuk menghindari pertempuran.

Pasukan Irak, yang didukung milisi Syiah, menghadapi perlawanan keras dalam usahanya merebut kembali Fallujah dari militan ISIS yang mengontrol kota itu sejak 2014.

Lembaga-lembaga urusan kemanusiaan khawatir pertempuran itu akan menimbulkan banyak korban jiwa, karena ISIS menggunakan banyak warga sipil sebagai perisai manusia dan dilaporkan menghalangi keluarga-keluarga yang ingin pergi menghindari pertempuran.

PM Irak Haider al Abadi mengumumkan serangan itu sebelumnya pekan ini dan bersumpah bahwa bendera Irak akan segera berkibar di kota itu.

Pemerintah Abadi sangat ingin meraih kemenangan, setelah gagal menyelesaikan perselisihan antara partai-partai politik dan membungkam ulama populer Irak, Muqtada al Sadr.

Sadr telah menyulut serangkaian demonstrasi jalanan anti pemerintah yang semakin keras, yang memuncak dengan konfrontasi kekerasan di Zona Internasional pekan lalu yang menewaskan sedikitnya empat orang.

Lina Khatib, Ketua Program Timur Tengah dan Afrika Utara Chatham House, menulis pekan ini, “Dengan tidak adanya kompromi politik, kemenangn militer pemerintah dalam melawan ISIS menjadi satu cara untuk mengamankan masa depan pemerintah Abadi.”

Kemenangan di Fallujah tidak akan mudah diraih. Kota yang secara tradisional banyak dihuni warga Sunni ini telah dikuasai ISIS selama dua tahun, dan kelompok itu telah berpijak kuat di kota itu.

Militer Irak sangat bergantung pada dukungan udara koalisi pimpinan AS dan bantuan darat milisi Syiah. Setelah bertahun-tahun diskriminasi sektarian, pendekatan ini bisa menimbulkan masalah di Fallujah, kota yang didominasi warga Sunni. [ab/as]