Seorang pejabat pertahanan Amerika hari Senin (13/4) mengatakan, ini merupakan hasil usaha gabungan serangan udara koalisi serta operasi darat pasukan Irak.
Peta baru yang dirilis Pentagon menunjukkan pasukan Irak merebut kembali wilayah di utara, dekat Tikrit, Gunung Sinjar dan Bendungan Mosul. Juru bicara Pentagon Steve Warren mengatakan, ISIS sudah kehilangan kendali atas wilayah seluas hampir 15 ribu kilometer persegi yang direbutnya Agustus lalu.
“Di Tikrit kami mengakhiri operasi yang sangat sukses untuk membebaskan kota itu dari cengkeraman ISIS dan operasi ini sebagian besar sukses. Masih ada sebagian kecil dari Tikrit yang diperebutkan, karena ISIS meninggalkan begitu banyak ranjau, bom rakitan, dan juga beberapa anggota, penembak jitu, di bagian utara Tikrit," papar Warren.
Namun, usaha mengusir ISIS di Suriah kurang berhasil, kata Warren.
“Di Suriah, ISIS merebut daerah kecil di Damaskus dan sedikit di selatan, juga sedikit di Alepo, tetapi ISIS juga kehilangan wilayah di Suriah, khususnya seputar Kobani. Perbedaannya, di Irak, kekuatan udara koalisi didukung tentara dari pasukan keamanan Irak," tambahnya.
Pejabat Pentagon itu mengatakan, strategi koalisi adalah mencegah militan menciptakan daerah perlindungan di Suriah, sementara mengusir mereka keluar dari Irak.
Beberapa analis mengatakan uji sebenarnya dari perang terhadap ISIS ini akan terjadi di daerah yang mayoritas Suni, seperti Mosul dan Anbar.
Brian Katulis dari Center for American Progress mengatakan, "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi karena kalau Irak melakukannya secara benar, Irak tidak bisa bergantung hanya pada milisi Shiah. Irak tidak bisa pergi ke daerah yang mayoritas penduduknya Suni, dan memperlakukan masyarakat itu secara kejam."
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyambut gembira pembebasan Tikrit, tetapi mengungkap kecemasan sehubungan laporan pelanggaran HAM dan penghancuran properti yang dilakukan milisi yang bertempur bersama pasukan Irak.
Satu cara mencegah kekerasan etnis di daerah yang sudah dibebaskan dari pendudukan ISIS adalah membentuk unit lokal yang dipersenjatai guna mempertahankan masyarakat etnis mereka. Militan masih menguasi wilayah luas di Irak utara, termasuk banyak penyulingan minyak yang membantu pendanaan mereka.