Israel Serang Target Hizbullah Dekat Beirut

Asap mengepul dari kompleks perumahan yang hancur akibat serangan udara Israel di Dahieh, Beirut, Lebanon, Rabu, 2 Oktober 2024. (Hussein Malla/AP)

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengecam pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres setelah serangan rudal tersebut dan mengumumkan bahwa Guterres dilarang masuk ke Israel.

Pasukan Israel melakukan serangan udara baru hari Rabu (2/10) di pinggiran selatan Beirut terhadap apa yang dikatakan militer sebagai target-target Hizbullah, sementara kelompok militan itu mengatakan bentrok dengan pasukan Israel di beberapa kota Lebanon dekat perbatasan.

Pasukan Israel juga melakukan serangan udara dan darat pada hari Rabu di kota Khan Younis, Gaza selatan, menewaskan sedikitnya 51 orang dan melukai 82 orang lainnya, demikian menurut kementerian kesehatan Gaza.

Dewan Keamanan PBB bersiap untuk bertemu pada hari Rabu untuk membahas konflik yang meningkat di wilayah tersebut, termasuk serangan rudal Iran ke Israel sehari sebelumnya.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengecam pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres setelah serangan rudal tersebut dan mengumumkan bahwa Guterres dilarang masuk ke Israel.

“Siapa pun yang tidak bisa tegas mengutuk serangan keji Iran terhadap Israel, seperti yang telah dilakukan oleh hampir semua negara di dunia, tidak pantas untuk menginjakkan kakinya di tanah Israel,” kata Katz.

Sebuah pernyataan Guterres pada hari Selasa menyerukan penghentian yang lebih luas terhadap kekerasan yang meningkat, tanpa secara khusus menyebutkan serangan rudal tersebut.

“Saya mengecam meluasnya konflik Timur Tengah dengan eskalasi demi eskalasi,” kata Guterres. “Ini harus dihentikan. Kita benar-benar memerlukan gencatan senjata.”

Sekjen PBB itu telah berulang kali mengutuk serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza dan mendukung upaya internasional untuk mencapai gencatan senjata yang mencakup pengembalian sandera yang ditahan oleh Hamas.

Para pemimpin Prancis dan Jerman mengutuk serangan Iran dalam pernyataan terpisah pada hari Rabu, dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa Iran “berisiko membakar seluruh wilayah itu.”

Kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pengerahan militer Prancis yang tidak disebutkan jumlahnya ke wilayah tersebut untuk melawan ancaman dari Iran. Pernyataan tersebut juga meminta Hizbullah untuk menghentikan aksi-aksi terorisme terhadap Israel, dan agar Israel mengakhiri operasi militernya di Lebanon sesegera mungkin.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengecam serangan Iran dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, dan menyebutnya sebagai “tindakan agresi yang keterlaluan.”

Austin meminta Iran dan kelompok-kelompok proksi di wilayah tersebut untuk “menghentikan serangan lebih lanjut.”“Kami tidak akan pernah ragu untuk melindungi pasukan dan kepentingan kami di Timur Tengah, dan untuk mendukung pertahanan Israel dan mitra kami di wilayah tersebut,” kata Austin.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa para penguasa Iran melakukan “kesalahan besar” dengan melakukan serangan rudal berskala besar terhadap negaranya dan memperingatkan bahwa mereka “akan menerima balasannya.” [my/ab]