Israel telah menyerukan gencatan senjata singkat untuk memungkinkan berlangsungnya bantuan kemanusiaan setelah sebuah tank Israel menggempur sebuah sekolah yang dikelola PBB di Jalur Gaza, menewaskan paling sedikit 15 orang.
Gencatan senjata selama empat jam itu dimulai pukul 3 sore waktu setempat.
Serangan Rabu (30/7) pagi itu berlangsung di kamp pengungsi Jebaliya di Gaza Utara yang menampung warga Palestina di Gaza utara. Wartawan VOA Scott Bobb mengunjungi lokasi itu dan menyebut situasi di sana sepenuhnya porak poranda.
Sekolah tersebut adalah satu dari 85 lokasi yang disebut badan PBB untuk pengungsi Palestina sebagai tempat pengungsian lebih dari 200 ribu orang.
Hamas belum mengindikasikan apakah akan menghentikan serangan roket selama gencatan senjata yang diusulkan Israel. Komandan militer kelompok militan Hamas yang menyembunyikan diri mengatakan dalam sebuah pesan suara, Selasa, Palestina tidak akan menerima gencatan senjata sebelum Israel mengenyahkan blokade-blokadenya di Gaza.
Serangan tersebut merupakan bagian dari dilanjutkannya serangan udara dan tembakan tank Israel yang menewaskan paling sedikit 32 orang hari Rabu. Para pejabat Palestina menyatakan lebih dari 1.200 orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas sejak 8 Juli. Lima puluh tiga tentara Israel dan tiga warga sipil juga tewas.