Italia berencana mengirim kapal perang untuk membantu para petugas penjaga pantai Libya melawan penyelundup yang telah mengangkut ribuan migran ke Italia.
Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni mengatakan hari Kamis bahwa langkah itu dapat menjadi "titik balik" dalam krisis migran yang telah mencengkeram Eropa selama berbulan-bulan.
Tahun ini saja, sekitar 100.000 migran dari Afrika, Asia Selatan dan Timur Tengah tiba di Italia, meningkat tujuh persen dari periode yang sama tahun lalu. Lebih dari 2.000 lainnnya meninggal dunia dalam usaha melakukan pelayaran berbahaya .
Karena gagalnya rencana Uni Eropa untuk menyebarkan ribuan migran yang dibawa ke Italia, ke negara-negara lain, Gentiloni mengatakan pemerintahnya akan memberitahu anggota parlemen minggu depan mengenai permintaan Libya agar kapal-kapal angkatan laut Italia untuk berpatroli di pantai Laut Tengah.
Perdana Menteri Libya Fayez Serraj, yang memimpin pemerintah persatuan yang didukung PBB dan berpusat di Tripoli, bertemu di Roma dengan pemimpin Italia tersebut hari Rabu, dan meminta bantuan . Gentiloni mengatakan pemerintahnya sedang menyusun rincian misi angkatan laut.
Kapal-kapal militer dari negara-negara Eropa, kapal-kapal yang diurus oleh organisasi –organisasi bantuan dan kapal kargo komersial sering menyelamatkan laki-laki, perempuan dan anak-anak yang melakukan pelayaran di Laut Tengah yang berbahaya.
Akhir-akhir ini, sebagian besar yang diselamatkan di laut itu adalah migran dari negara-negara negara-negara Afrika karena alasan ekonomi, yang tidak mungkin mendapat suaka.
Krisis migran telah memicu ketegangan antara Italia dan negara-negara Uni Eropa lainnya, yang enggan membagi beban migran yang mengalir ke Italia, meskipun sebagian besar migran itu ingin bermukim di negara-negara Eropa lainnya. (SP/II)