​Italia Bersiap Hadapi Protes Blokir Kereta Karena Aturan COVID-19

Aksi unjuk rasa pendukung 'No Vax' menentang pengenalan wajib "Green Pass" di Piazza del Popolo, Roma tengah, 7 Agustus 2021. (Alberto PIZZOLI / AFP)

Pemerintah Italia berjanji untuk menindak demonstran yang mengancam akan memblokir rel kereta api di berbagai penjuru negara itu, Rabu (1/9), menyusul pemberlakuan aturan baru yang mengharuskan tes atau vaksin COVID-19 untuk transportasi umum domestik jarak jauh.

Dalam upaya untuk mengendalikan penularan, karena banyak yang telah kembali dari liburan musim panas, para pelancong domestik di Italia sekarang harus menunjukkan apa yang disebut “Green Pass''.

Seorang perempuan menunjukkan Green Pass digital COVID-19 miliknya di stasiun kereta Milan, Italia, 1 September 2021. (REUTERS/Flavio Lo Scalzo)

Dokumen tersebut menunjukkan bahwa pemiliknya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin lebih dari 15 hari yang lalu, telah dites negatif dalam 48 jam terakhir atau telah pulih dari COVID-19 dalam enam bulan terakhir.

Aturan yang diumumkan beberapa pekan lalu itu berlaku untuk penerbangan domestik, perjalanan kereta api antar wilayah, dan perjalanan laut.

Beberapa layanan feri dikecualikan, terutama yang melayani banyak pulau kecil yang tidak memiliki koneksi lain ke daratan, dan yang digunakan oleh para komuter antara Sisilia dan ujung selatan daratan di Calabria. Bus lokal, trem, dan metro juga dikecualikan dari aturan tersebut.

Penumpang, termasuk turis Amerika Riley Smith (kiri) naik kereta berkecepatan tinggi ke Roma, Napoli, dan Reggio Calabria di Italia selatan dari stasiun kereta api Santa Maria Novella Florence, Italia, Rabu, 1 September 2021.

Aturan itu sendiri diumumkan oleh pemerintah Perdana Menteri Mario Draghi ketika beban kasus harian mulai terus meningkat karena varian delta yang mudah menyebar.

Sebelumnya pada musim panas ini, persyaratan “Green Pass'' hanya diberlakukan bagi mereka yang ingin makan di dalam restoran, mendapatkan akses ke pusat kebugaran, atau menghadiri tempat-tempat ramai seperti konser. Namun kemudian, pemerintah menyatakan memperluas aturan itu.

Seorang perempuan menunjukkan "Green Pass" COVID-19-nya di stasiun kereta di Milan, Italia, 1 September 2021. (REUTERS/Flavio Lo Scalzo)

Menjelang pemberlakuan aturan baru itu, Menteri Dalam Negeri Italia Luciana Lamorgese bersumpah tidak akan menolerir protes rel kereta api atau kekerasan lainnya.

Beberapa aksi protes baru-baru ini terhadap persyaratan “Green Pass'', termasuk di Roma dan Milan, berubah menjadi aksi kekerasan. Polisi harus menyelamatkan seorang jurnalis TV pemerintah setelah seorang pengunjuk rasa mulai menjambak rambutnya dan seorang reporter surat kabar dipukul berulang kali di wajahnya. Para menteri dan dokter juga menghadapi ancaman serupa.

Pendukung 'No Vax' mengangkat spanduk dalam aksi unjuk rasa menentang pengenalan wajib "Green Pass" di Piazza del Popolo, Roma, 7 Agustus, 2021. (Alberto PIZZOLI /AFP)

Para militan dari kelompok ekstrem kanan, New Force, serta beberapa anggota organisasi-organisasi ekstrem kiri berpartisipasi dalam aksi-aksi unjuk rasa itu.

Sejauh ini, sekitar 70 persen penduduk Italia berusia 12 tahun ke atas telah divaksinasi lengkap. Tetapi para ahli menyuarakan keprihatinan bahwa banyak orang dalam kelompok usia 50-69 belum menerima vaksin atau mendaftar untuk mendapatkannya. [ab/uh]