Kepala jaksa Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC), Karim Khan, mengatakan pada hari Senin (12/8) bahwa pihaknya “memantau secara aktif” situasi di Venezuela menyusul sengketa pemilihan presiden yang terjadi di negara itu.
Nicolas Maduro, pemimpin sosialis Venezuela yang telah lama berkuasa, diumumkan sebagai pemenang pilpres 28 Juli lalu, mengalahkan penantangnya, Edmundo Gonzalez, sehingga memberinya masa pemerintahan ketiga.
Para pemimpin oposisi mengklaim bahwa Gonzales yang memenangkan pemilihan diperlakukan secara curang.
Sejak pilpres, para pendukung Maduro telah menahan lebih dari 2.000 orang yang memprotes atau mempertanyakan kemenangannya, terlepas dari bukti yang menunjukkan bahwa Maduro kalah dengan selisih dua banding satu.
Gelombang unjuk rasa yang terjadi sesudahnya telah menewaskan 24 orang.
Kantor kejaksaan ICC mengatakan pihaknya memantau secara seksama perkembangan situasi di lapangan dan telah menerima sejumlah laporan tindak kekerasan dan masalah lainnya. Kantornya bekerja sama dengan pihak berwenang Venezuela untuk memastikan bahwa supremasi hukum ditegakkan dan masyarakat dilindungi dari kemungkinan tindak kejahatan seperti tercantum dalam Statuta Roma, pakta pendirian pengadilan pidana dunia tersebut.
BACA JUGA: Cek Fakta: Pendukung Maduro Berusaha Diskreditkan Pengunjuk Rasa VenezuelaPresiden Maduro telah mendesak warga Venezuela untuk melaporkan orang-orang yang bersikap skeptis terhadap hasil pemilu dengan menggunakan sebuah aplikasi milik pemerintah, yang awalnya dibuat untuk melaporkan kejadian listrik padam.
Ia juga mengumumkan di televisi rencananya untuk memperbaiki dua lembaga pemasyarakatan untuk dapat menampung lebih banyak tahanan, dan menyatakan, “Tidak akan ada ampun,” menurut The Associated Press.
ICC juga tengah menyelidiki kekerasan dalam pemilu Venezuela pada tahun 2017, tapi belum mengeluarkan perintah penangkapan. Kantor Khan membenarkan penyelidikan tersebut masih berlangsung dan mendorong orang-orang untuk menyampaikan informasi terkait melalui sebuah portal daring.
“Seandainya ada individu atau organisasi yang memiliki informasi yang mungkin relevan dengan penyelidikan yang sedang berlangsung ini, kami akan menyambut Anda untuk mengirimkannya,” demikian penyataan kantor Khan. [rd/jm]
Sebagian informasi dalam laporan ini berasal dari AFP dan The Associated Press.