Jelang Pilpres, Pemimpin Partai Berkuasa Korsel Diserang Orang Tak Dikenal

Pejabat dari panitia penyelenggara pemilu memasang poster calon presiden Lee Jae-myung dari Partai Demokrat yang berkuasa dan Yoon Suk Yeol, kanan, dari oposisi utama People Power Party di Seoul, Korea Selatan, 18 Februari 2022. (Foto: titik)

Ketua partai penguasa Korea Selatan dirawat di rumah sakit pada Senin (7/3) setelah dipukul kepalanya oleh orang asing saat berkampanye untuk pemilihan presiden pada minggu ini. Peristiwa itu merupakan rentetan penyimpangan yang terjadi pada awal pemungutan suara.

Persaingan ketat antara Lee Jae-myung dari Partai Demokrat yang berkuasa dan Yoon Suk-yeol dari oposisi utama konservatif People Power Party tercermin dalam rekor jumlah pemilih yang hampir mencapai 37 persen dalam dua hari pemungutan suara yang berakhir pada Sabtu (5/3).

Song Young Gil dari Partai Demokrat. (Foto: Courtesy)

Serangan terhadap Song Young-gil, pemimpin Demokrat dan kampanye pemilihan Lee, pada Senin (7/3) merupakan peristiwa lain dalam pilpres yang dibayangi oleh skandal, taktik kotor dan kesalahan.

Song dipukul di kepala dengan alat kecil seperti palu, dipegang oleh seorang pria yang mengenakan jubah tradisional yang mendekatinya dari belakang, berdasarkan gambar sebuah video yang diunggah ke YouTube oleh seorang juru kampanye Demokrat.

Reuters tidak dapat memverifikasi gambar-gambar itu secara independen, tetapi pejabat partai mengatakan Song dalam kondisi stabil. Sedangkan pelaku penyerangan yang dilumpuhkan oleh para pejabat berhasil diserahkan ke polisi.

"Kekerasan merusak demokrasi, itu tidak akan pernah bisa diterima," kata kandidat presiden partai itu, Lee, dalam rapat umum lain di kota pelabuhan tenggara Busan, dan berharap Song cepat pulih.

BACA JUGA: Rontok, Siapa Takut? Diskusi Rambut Rontok Hiasi Pemilu Korea Selatan

Insiden itu terjadi ketika petugas pemungutan suara bergegas untuk mengubah rencana setelah prosedur pemungutan suara awal dirusak oleh antrean panjang penderita COVID di luar tempat pemungutan suara, sementara pemilih lain menerima surat suara yang sudah ditandai.

Ketika infeksi COVID-19 setiap hari mendekati level yang belum pernah terjadi sebelumnya di atas 200.000 dan lebih dari 1 juta menerima perawatan di rumah, parlemen meloloskan amandemen legislatif untuk memudahkan pemungutan suara langsung oleh pasien tersebut.

BACA JUGA: Kampanye Capres Korsel Resmi Dimulai

Namun kekacauan meletus di banyak tempat pemungutan suara selama pemungutan suara awal khusus hari Sabtu untuk pemilih yang terinfeksi, memicu permintaan maaf berulang-ulang dari Komisi Pemilihan Nasional (NEC) karena gagal memastikan proses yang stabil dan teratur.

Presiden Moon Jae-in menyatakan penyesalannya pada hari Minggu, meminta NEC untuk sepenuhnya menjelaskan kesalahan dan menjamin hak semua orang untuk memilih, kata juru bicaranya.

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan memenuhi syarat untuk memilih pengganti Presiden Moon, yang secara hukum dilarang untuk dipilih kembali di tengah frustrasi masyarakat yang meningkat akibat meroketnya harga rumah, politik yang terpolarisasi, dan skandal korupsi. [ah/rs]