Jenderal senior AS untuk Timur Tengah, Selasa (7/7), mengatakan intelijen yang mengatakan Rusia mungkin telah membayar militan Taliban untuk membunuh pasukan Amerika di Afghanistan mengkhawatirkan. Namun ia tidak yakin upaya itu menyebabkan tewasnya tentara AS.
Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Sentral AS dalam sebuah wawancara telepon dengan sekelompok kecil wartawan mengatakan AS tidak meningkatkan langkah-langkah perlindungan pasukan di Afghanistan akibat informasi itu, meskipun ia meminta staf intelijennya untuk menyelidikinya lebih jauh.
"Menurut saya sangat mengkhawatirkan. Saya tidak menemukan ada hubungan sebab akibat di sana," kata McKenzie, yang merupakan pejabat Pentagon pertama yang berbicara panjang lebar kepada publik tentang masalah ini.
Meski demikian ia memperingatkan, Rusia telah lama menjadi ancaman di Afghanistan, di mana ada banyak laporan Rusia telah bertahun-tahun mendukung pejuang Taliban dengan sumber daya dan senjata.
Menurut pejabat intelijen AS, informasi bahwa Rusia menawarkan hadiah kepada militan Taliban untuk membunuh pasukan Amerika dimuat dalam laporan intelijen untuk Presiden Donald Trump pada akhir Februari. Meski demikian Gedung Putih, membantah bahwa Trump ketika itu sudah diberi pengarahan dengan alasan intelijen tidak cukup kredibel untuk disampaikan kepada Trump.
McKenzie mengatakan meskipun ia tidak bisa mengaitkan langsung potensi pembayaran hadiah itu dengan kematian tentara A.S., adalah umum sebuah informasi intelijen tidak benar-benar pasti. [my/pp]