Jerman Selidiki Kemungkinan Kelalaian Pengamanan Pascaserangan Pasar Natal

Warga mengamati bunga dan lilin yang ditinggalkan untuk menghormati para korban di dekat pasar Natal 'Alter Markt', tempat seorang pria menabrakkan mobil ke kerumunan melalui rute keluar darurat pada Jumat malam, di Magdeburg, Jerman, 22 Desember 2024. (Annegret Hilse/REUTERS)

Jerman, Senin (23/12) mencari penjelasan atas kemungkinan kelalaian pengamanan setelah seorang pria menabrakkan mobilnya ke pasar Natal, menewaskan sedikitnya lima orang. Peristiwa tersebut kembali menyoroti isu keamanan dan imigrasi jelang masa pemilu cepat.

Motif tersangka, seorang psikiater berusia 50 tahun asal Arab Saudi yang memiliki riwayat retorika anti-Islam dan bersimpati pada partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD), belum diketahui.

Ketika negara tengah berduka—warga menaruh bunga dan menyalakan lilin di Magdeburg, tempat insiden terjadi pada Jumat lalu (20/12)—muncul berbagai pertanyaan apakah bisa dilakukan pencegahan lebih awal dan apakah pihak berwenang telah menindaklanjuti peringatan yang ada.

Menteri Dalam Negeri Federal, Nancy Faeser, menyerukan penerapan undang-undang keamanan dalam negeri yang lebih ketat, termasuk aturan baru untuk memperkuat pasukan kepolisian serta memperkenalkan pengawasan biometrik.

“Jelas bahwa kita harus melakukan segala upaya demi melindungi masyarakat Jerman dari tindakan kekerasan yang mengerikan seperti ini. Untuk itu, otoritas keamanan kita memerlukan semua kewenangan yang dibutuhkan dan penambahan personel,” ujar Faeser kepada majalah berita Spiegel.

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser (kanan) mengucapkan terima kasih kepada tim penyelamat dari pemadam kebakaran (Feuerwehr Jerman) di lokasi serangan penabrakan mobil di pasar Natal di Magdeburg, Jerman timur, 21 Desember 2024. (John MACDOUGALL / AFP)

Wakil ketua komite keamanan di Bundestag (parlemen Jerman) menyatakan akan mengadakan sesi khusus untuk menanyakan mengapa peringatan sebelumnya mengenai ancaman dari tersangka, yang diidentifikasi sebagai Taleb A., tidak ditindaklanjuti. Tersangka telah tinggal di Jerman sejak 2006.

Partai oposisi utama, Uni Demokratik Kristen (CDU), yang diprediksi akan membentuk pemerintahan berikutnya setelah pemilihan pada Februari, menyerukan penguatan layanan intelijen.

“Kita tidak bisa lagi puas dengan fakta bahwa informasi tentang pelaku kekerasan dan teroris seringkali hanya berasal dari dinas asing,” kata Guenter Krings, juru bicara urusan hukum dari CDU, kepada surat kabar Handelsblatt.

“Itulah sebabnya otoritas keamanan kita di Jerman membutuhkan kewenangan lebih luas agar bisa memperoleh informasi sendiri, terutama di ranah digital.”

Ia menambahkan bahwa otoritas keamanan juga harus bisa menyingkirkan orang-orang yang dianggap berbahaya berdasarkan informasi tersebut.

“Kewenangan dan kewajiban untuk kerja sama resmi serta pertukaran data juga perlu ditingkatkan,” tegas Krings.

BACA JUGA: Otoritas Jerman Tahun Lalu Terima Peringatan tentang Tersangka Serangan Pasar Natal

Aturan perlindungan data di Jerman termasuk yang paling ketat di Uni Eropa. Kepolisian federal menyatakan aturan tersebut sejauh ini menghambat mereka untuk menggunakan pengawasan biometrik.

Polisi di kota Bremerhaven di barat laut Jerman mengatakan pada Senin bahwa mereka telah menangkap seorang pria yang mengancam, melalui video TikTok, untuk melakukan “kejahatan serius” di pasar Natal setempat. Dalam video itu, pria tersebut mengatakan akan menarget orang-orang yang berpenampilan seperti keturunan Arab atau Mediterania pada Hari Natal.

Pemimpin AfD di Magdeburg

Sebuah komite di parlemen lokal Saxony-Anhalt—negara bagian tempat Magdeburg berada—juga akan mengadakan pertemuan untuk membahas kemungkinan pemicu serangan dan konsekuensinya, kata juru bicara kementerian dalam negeri negara bagian tersebut.

Holger Muench, kepala Kantor Kriminal Federal (BKA), mengatakan kepada stasiun penyiaran ZDF pada akhir pekan bahwa Jerman sedang meninjau langkah-langkah keamanan di pasar Natal dan mengatasi berbagai kerentanan.

Muench menyebut Jerman telah menerima peringatan dari Arab Saudi sejak 2023 mengenai tersangka, yang sempat diselidiki oleh otoritas Jerman tetapi dianggap terlalu samar.

BACA JUGA: Mobil Tabrak Pasar Natal di Jerman, Lima Tewas dan 200 Cedera

“Pria tersebut juga mengunggah banyak sekali posting di internet. Ia memiliki berbagai kontak dengan otoritas, bahkan sempat melakukan penghinaan dan ancaman. Namun ia tidak tercatat pernah melakukan tindak kekerasan,” ujar Muench.

Para pemimpin AfD, yang dukungannya melonjak berkat sikap anti-imigrasi dan kini menempati posisi kedua dalam jajak pendapat menjelang pemilu, berencana mengadakan acara di Magdeburg pada Senin malam.

“Diskusi tentang undang-undang keamanan baru tidak boleh mengaburkan fakta bahwa #Magdeburg tidak akan terjadi tanpa imigrasi tak terkendali,” tulis pemimpin AfD Alice Weidel di media sosial. “Negara harus melindungi warganya melalui kebijakan migrasi yang ketat dan deportasi yang konsisten!”

Juga pada Senin malam, sebuah inisiatif dengan slogan “Jangan beri ruang bagi kebencian” menyerukan pembentukan rantai manusia di Magdeburg. [th/ab]