Otoritas Jerman pada tahun lalu menerima peringatan mengenai tersangka pelaku dalam serangan mobil di sebuah pasar Natal, kata sebuah kantor pemerintah hari Minggu, sewaktu semakin banyak rincian muncul mengenai lima orang yang tewas dalam serangan itu.
“Ini ditanggapi serius, seperti halnya setiap petunjuk lainnya,” kata Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi, Minggu, di X mengenai petunjuk yang diterimanya pada akhir musim panas tahun lalu.
Namun kantor itu juga mencatat bahwa mereka bukan pihak yang berwenang melakukan investigasi dan bahwa mereka menyerahkan informasi itu kepada otoritas yang bertanggung jawab, mengikuti prosedur dalam kasus semacam itu. Kantor tersebut tidak memberi rincian lainnya mengenai tersangka atau peringatan tersebut.
Polisi di Magdeburg, kota di bagian tengah di mana serangan terjadi pada Jumat malam, mengatakan pada Minggu bahwa mereka yang tewas adalah empat perempuan berusia masing-masing 45, 52, 67 dan 75, serta seorang bocah lelaki berusia 9 tahun yang telah polisi sebut sebelumnya.
Pihak berwenang mengatakan 200 orang terluka, 41 di antaranya dalam kondisi serius. Mereka di rawat di sejumlah rumah sakit di Magdeburg, yang terletak sekitar 130 kilometer sebelah barat Berlin, dan sekitarnya.
Pihak berwenang mengidentifikasi tersangka dalam serangan Magdeburg sebagai seorang dokter Arab Saudi yang tiba di Jerman pada tahun 2006 dan telah memperoleh status penduduk tetap.
Pada Sabtu malam, tersangka dihadapkan ke seorang hakim yang, dalam persidangan tertutup, memerintahkan agar ia tetap ditahan sambil menunggu kemungkinan dakwaan.
Polisi belum mengungkapkan secara terbuka nama pelaku. Namun, beberapa media berita Jerman mengidentifikasinya sebagai Taleb A., menyembunyikan nama belakangnya sesuai dengan UU Privasi. Menurut laporan media, ia adalah seorang spesialis di bidang psikiatri dan psikoterapi.
Menyebut dirinya sebagai mantan Muslim, tersangka tampaknya adalah seorang pengguna aktif media sosial X, berbagi puluhan cuitan dan mencuit ulang setiap hari yang berfokus pada tema-teman anti-Islam, mengkritik agama dan memberi ucapan selamat kepada Muslim yang murtad.
Ia juga menuduh pihak berwenang Jerman gagal berbuat cukup banyak untuk memerangi apa yang ia sebut sebagai “Islamifikasi Eropa.” Ia juga tampaknya seorang pendukung partai Alternatif untuk Jerman yang antiimigran.
Kengerian yang ditimbulkan oleh aksi kekerasan massal lainnya di Jerman membuat kemungkinan besar migrasi akan tetap menjadi isu penting sewaktu Jerman menyelenggarakan pemilu dini pada 23 Februari.
Tokoh-tokoh sayap kanan dari berbagai penjuru Eropa telah mengkritik otoritas Jerman karena membiarkan migrasi dalam jumlah besar pada masa lalu dan atas apa yang mereka anggap sebagai kegagalan keamanan sekarang ini.
PM Hongaria Viktor Orbán, yang dikenal atas sikap antimigrasinya yang kuat selama bertahun-tahun, memanfaatkan serangan di Jerman untuk mengecam kebijakan migrasi Uni Eropa dan menyebutnya sebagai “tindakan teroris.”
Pada konferensi pers tahunan di Budapest, Sabtu, Orbán menegaskan bahwa “tidak diragukan lagi ada kaitan antara dunia yang berubah di Eropa Barat, migrasi yang mengalir ke sana, khususnya migrasi ilegal dan tindakan teroris.”
Orbán bertekad akan “melawan balik” kebijakan migrasi Uni Eropa “karena Brussels ingin Magdeburg terjadi di Hongaria juga.” [uh/ab]
Forum