Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla Senin (2/6) bersilaturahmi ke Yogyakarta dan mengadakan pertemuan tertutup selama lebih dari satu jam dengan Sultan Hamengkubuwono ke-10 di Kraton Kilen.
YOGYAKARTA —
Pertemuan Jokowi dan Jusuf Kalla dengan Sultan Hamengkubuwono ke-10 di kediaman pribadi Sultan di Kraton Kilen merupakan salahsatu agenda penting dari silaturahmi calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 di Yogyakarta hari Senin (2/6).
Juru bicara Jokowi Anies Baswedan menyebutkan, pertemuan tertutup tersebut berlangsung lama karena memang banyak topik didiskusikan oleh ketiga tokoh tersebut.
Sementara, Jokowi menegaskan bahwa tidak mungkin ia menyampaikan kepada publik untuk saat ini tentang apa yang mereka bicarakan dalam pertemuan tertutup tersebut.
Sebab, apa yang mereka diskusikan merupakan masukan penting jika ia bersama Jusuf Kalla terpilih untuk memimpin Indonesia. Dan ia berjanji akan menyampaikannya ketika kampanye dalam beberapa hari kedepan. Jokowi menambahkan, topik diskusi mereka mencakup banyak hal penting untuk diperhatikan pemerintahan yang akan datang.
“Baik itu hal mengenai kemaritiman, juga terkait dengan ekonomi baik secara makro maupun mikro, yang berkaitan dengan TNI, bagian-bagian yang tadi kami bicarakan secara mendetail di ruangan beliau (Sultan),” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, Sultan merupakan figur penting yang juga menjadi penjaga kebudayaan dan guru bagi dirinya.
Sultan Hamengkubuwono ke-10 dengan diplomatis mengatakan, bahwa ia minta banyak hal dilakukan oleh pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla jika mereka mendapat mandat memimpin Indonesia. Khususnya bagaimana mereka menggunakan kekuasaan sebagai pengabdian kepada rakyat.
“Harapan saya kekuasaan itu harus diabdikan secara ikhlas kepada seluruh rakyat. Dan jika kekuasaan itu diabdikan kepada rakyat dirinya tidak akan pernah merasa berkuasa. Tetapi yang berkuasa itu justru rakyat. Tetapi dengan kehadirannya itu rakyat merasa jadi aman dan nyaman,” kata Sultan HB X.
Sebelum bertemu dengan Sultan Hamengkubuwono ke-10, Jokowi dan rombongan melakukan ziarah ke makam Panglima Besar Jenderal Soedirman, bertemu dengan warga di sepanjang jalan Malioboro serta “blusukan” ke pasar tradisional terbesar di Yogyakarta, pasar Beringharjo.
Jokowi juga menyempatkan untuk berdialog dengan para relawan pemenangan Jokowi –JK di Yogyakarta. Ia menegaskan kepada para pendukungnya bahwa ia tidak akan menyampaikan visi dan misi sebagai calon presiden sebab kunjungannya merupakan silaturahmi dan bukan kampanye.
“Saya tidak boleh menyampaikan visi dan misi disini karena kampanye baru dimulai besok (Selasa), dan besokpun masih diisi kampanye damai,” tambahnya.
Dalam pertemuan di Gedung PDHI tersebut Jokowi yang juga didampingi oleh ibundanya berbicara santai dan diselingi humor serta bercerita masa ia kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Sambil berseloroh, Jokowi mengatakan bahwa dirinya bukan seorang tukang kayu atau tukang meubel seperti disebutkan oleh orang-orang yang mengejeknya. Tetapi ia seorang eksportir produk kayu yang dikirim ke berbagai negara. Mengakhiri kunjungannya di Yogyakarta, Jokowi juga mengunjungi pondok pesantren Pandanaran di Sleman.
Juru bicara Jokowi Anies Baswedan menyebutkan, pertemuan tertutup tersebut berlangsung lama karena memang banyak topik didiskusikan oleh ketiga tokoh tersebut.
Sementara, Jokowi menegaskan bahwa tidak mungkin ia menyampaikan kepada publik untuk saat ini tentang apa yang mereka bicarakan dalam pertemuan tertutup tersebut.
Sebab, apa yang mereka diskusikan merupakan masukan penting jika ia bersama Jusuf Kalla terpilih untuk memimpin Indonesia. Dan ia berjanji akan menyampaikannya ketika kampanye dalam beberapa hari kedepan. Jokowi menambahkan, topik diskusi mereka mencakup banyak hal penting untuk diperhatikan pemerintahan yang akan datang.
“Baik itu hal mengenai kemaritiman, juga terkait dengan ekonomi baik secara makro maupun mikro, yang berkaitan dengan TNI, bagian-bagian yang tadi kami bicarakan secara mendetail di ruangan beliau (Sultan),” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, Sultan merupakan figur penting yang juga menjadi penjaga kebudayaan dan guru bagi dirinya.
Sultan Hamengkubuwono ke-10 dengan diplomatis mengatakan, bahwa ia minta banyak hal dilakukan oleh pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla jika mereka mendapat mandat memimpin Indonesia. Khususnya bagaimana mereka menggunakan kekuasaan sebagai pengabdian kepada rakyat.
“Harapan saya kekuasaan itu harus diabdikan secara ikhlas kepada seluruh rakyat. Dan jika kekuasaan itu diabdikan kepada rakyat dirinya tidak akan pernah merasa berkuasa. Tetapi yang berkuasa itu justru rakyat. Tetapi dengan kehadirannya itu rakyat merasa jadi aman dan nyaman,” kata Sultan HB X.
Sebelum bertemu dengan Sultan Hamengkubuwono ke-10, Jokowi dan rombongan melakukan ziarah ke makam Panglima Besar Jenderal Soedirman, bertemu dengan warga di sepanjang jalan Malioboro serta “blusukan” ke pasar tradisional terbesar di Yogyakarta, pasar Beringharjo.
Jokowi juga menyempatkan untuk berdialog dengan para relawan pemenangan Jokowi –JK di Yogyakarta. Ia menegaskan kepada para pendukungnya bahwa ia tidak akan menyampaikan visi dan misi sebagai calon presiden sebab kunjungannya merupakan silaturahmi dan bukan kampanye.
“Saya tidak boleh menyampaikan visi dan misi disini karena kampanye baru dimulai besok (Selasa), dan besokpun masih diisi kampanye damai,” tambahnya.
Dalam pertemuan di Gedung PDHI tersebut Jokowi yang juga didampingi oleh ibundanya berbicara santai dan diselingi humor serta bercerita masa ia kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Sambil berseloroh, Jokowi mengatakan bahwa dirinya bukan seorang tukang kayu atau tukang meubel seperti disebutkan oleh orang-orang yang mengejeknya. Tetapi ia seorang eksportir produk kayu yang dikirim ke berbagai negara. Mengakhiri kunjungannya di Yogyakarta, Jokowi juga mengunjungi pondok pesantren Pandanaran di Sleman.