Jokowi: Orang Banyak Lupa, Bedanya Kritik dan Menghina

Presiden Joko Widodo ketika memberi sambutan pada HUT ke-10 dan Munaslub Partai Hanura di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 21/12. (Foto courtesy : Setpres RI).

Presiden Joko Widodo mengkritisi ramainya lontaran kritik antar berbagai kelompok di Indonesia beberapa pekan terakhir ini, yang menurutnya tidak produktif.

“Orang banyak yang lupa, bedanya kritik dan menghina. Mana kritik, mana menjelekkan. Orang tak bisa memilah mana kritik, mana menghasut, ujaran kebencian. Mana kritik, mana makar, gak bisa dibedakan. Padahal berbeda jauh sekali”, ujar Presiden Joko Widodo ketika menyampaikan pidato pada peringatan ulang tahun ke-10 dan sekaligus pembukaan Munaslub Partai Hanura di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu sore (21/12).

Ditambahkannya, hasutan kebencian yang disampaikan bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi Jokowi tidak merinci hasutan kebencian mana yang dimaksudnya.

Menurut catatan VOA, beberapa kritik tajam yang bergulir di Indonesia beberapa pekan ini terkait dengan sidang pengadilan gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama – alias Ahok, rencana pembentukan toko dan infrastruktur bank “212” yang Islami, kontroversi pencetakan uang baru, kontroversi fatwa MUI No.56/2016 tentang penggunaan atribut Natal, hingga soal masuknya tenaga kerja dan modal asing.

Melanjutkan pidatonya Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia sebagai negara besar seharusnya memiliki strategi yang bisa menghasilkan hal-hal produktif. Apalagi, tambahnya, kompetisi antar negara akan semakin sulit sehingga banyak yang harus dibenahi, mulai dari pemberantasan korupsi, inefesiensi birokrasi hingga daya saing dengan negara lain.

“Pertarungan dan kompetisi antar negara makin sengit. Ini yang harus kita siapkan,” tambah Jokowi. [em]