Presiden Jokowi telah menetapkan empat tujuan wisata prioritas sebagai bagian dari 10 Bali baru. Keempatnya adalah Borobudur, Danau Toba, Mandalika dan Labuan Bajo. Ia berharap dengan dana besar yang telah disediakan dan target yang telah ditetapkan, semua program untuk merealisasikannya dapat berjalan.
Anda mungkin masih ingat salah satu adegan dalam film "Ada Apa Dengan Cinta 2" yang dirilis pada 2016. Setelah mengunjungi beberapa tempat di Yogya, Rangga mengajak Cinta pergi ke Puthuk Setumbu. Ini adalah puncak bukit kecil di sebelah barat Candi Borobudur, di mana wisatawan bisa menikmati terbitnya matahari dengan bayangan candi samar-samar di antara kabut pagi.
Jika adegan itu dibuat saat ini, bisa jadi bukan Puthuk Setumbu yang dipilih Rangga mengajak Cinta. Ada satu kawasan indah tidak jauh dari Borobudur yang bisa jadi pilihan.
“Kami mengembangkan glamorous camping, atau glamping, di Borobudur High Land. Namanya “De’Loano”, dan ada semi-outdoor restaurant, semi-outdoor cinema, cozy seating spot, dan photospot. Generasi milenial yang menyukai petualangan, pasti akan tertarik,” kata Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Indah Juanita.
BOB adalah lembaga bentukan Presiden Jokowi untuk mempercepat geliat pariwisata di sekitar candi itu. Lembaga ini tengah mengembangkan kawasan seluas 309 hektar dengan konsep Culture and Adventure Eco-Tourism. Indah menjanjikan fasilitas wisata bertaraf Internasional di kawasan ini.
Kawasan yang dikembangkan BOB hanya berjarak 12 kilometer dari Candi Borobudur. Sementara 35 kilometer di selatannya, New Yogyakarta International Airport (NYIA) akan segera selesai dan menjadi gerbang wisata internasional baru. Tepat di selatan Borobudur, membentang perbukitan Menoreh yang menyimpan banyak potensi wisata, namun belum dikembangkan secara serius selama ini. Hadirnya BOB diharapkan menjadi generator baru yang memungkinkan seluruh kawasan ini berkembang, dengan Borobudur sebagai ikon utama.
“Di sekitar kawasan yang kami kembangkan, terdapat beberapa desa yang berpotensi dikembangkan menjadi desa wisata. Pengembangan kawasan ini akan menimbulkan dampak terusan bagi lingkungan, mampu menyerap 400 tenaga kerja, meningkatkan produk lokal dan melestarikan seni budaya setempat,” tambah Indah Juanita.
BOB dan masyarakat sekitar kawasan juga menggelar destinasi digital Pasar Menoreh di Desa Sedayu, 15 menit dari area glamping. Pasar ini menyajikan berbagai produk lokal dari 21 desa, dan berkembang menjadi pusat cinderamata.
Pemerintah Gelontorkan Dana Besar
BOB dan program-program yang dilaksanakan, termasuk glamping itu, adalah bagian dari upaya Jokowi menghadirkan 10 Bali Baru. Empat dari sepuluh itu, yaitu Borobudur, Danau Toba, Mandalika dan Labuan Bajo, sudah ditetapkan sebagai prioritas. Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan, Jokowi memberi instruksi, pada 2020 semua infrastruktur dan utilitas dasar harus tuntas di empat wilayah prioritas itu.
Untuk Borobudur, salah satu yang menjadi memperoleh perhatian adalah New Yogyakarta International Airport (NYIA) dan akses pendukung. Target Jokowi diperkirakan akan terpenuhi, karena bandara tersebut mampu beroperasi penuh sebelum pertengahan tahun depan. Saat ini, proses pembangunan akses pendukung terus dilakukan. Akan disediakan jalan tol menuju Borobudur, membelah pegunungan Menoreh.
“Akses ke sini itu sangat penting, dan untuk itu telah diberikan anggaran tambahan untuk Borobudur dan sekitarnya, sebesar sekitar Rp 2,1 triliun. Sekitar Rp 1,5 triliun di antaranya itu PUPR, jadi mungkin tidak perlu khawatir, bahwa akses ke bandara menuju Yogya, Borobudur, menuju kawasan yang dikembangkan BOB, hampir pasti bisa terpenuhi. Mengapa saya berani mengatakan seperti itu, karena tahun 2019 anggaran PUPR untuk destinasi Borobudur ini hanya Rp 300 miliar. Tahun 2020 menjadi Rp 1,5 triliun,” papar Arief Yahya di sela kunjungan ke Yogyakarta dan Jawa Tengah akhir pekan lalu.
Yang dimaksud PUPR oleh Arief adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Karena itu, anggaran Rp 1,5 triliun itu bermakna akan ada pembangunan infrastruktur pendukung besar-besaran.
Selain sarana pendukung, Kementerian Pariwisata juga berkonsentrasi pada pemasaran. Arief meminta seluruh pihak, seperti Kemenpar, Dinas Pariwisata Jawa Tengah dan Yogyakarta, PT Angkasa Pura, dan operator angkutan udara terus bekerja sama. Selesainya NYIA tahun depan akan membantu promosi wisata, karena wisatawan asing dapat mendarat langsung di bandara yang dekat dengan Borobudur.
Pemerintah terus mengintegrasikan penyediaan infrastruktur, utilitas dasar, destinasi, atraksi, akomodasi, dan penyempurnaan Badan Otorita. Konsultan bersama seluruh pihak terkait bekerja sama menyusun Integrated Tourism Master Plan (ITMP). Arief Yahya meminta, pemeritah daerah dan lembaga terkait aktif memberikan masukan dalam proses penyusunan ITMP.
“Temen-temen Kemenpar dan Dinas Pariwisata, harus memberikan insentif. Tetapi tidak hanya di akses. Teman-teman yang memiliki atraksi, contoh Borobudur, spa, kuliner, juga harus memberikan insentif. Demikian juga teman-teman yang mempunyai akomodasi. Jadi akses memberikan insentif, atraksi juga memberikan insentif . Jadi diskon dari 3 A, akses, atraksi dan akomodasi,” kata Arief.
Akses Transportasi Disempurnakan
Rencana Kementerian Pariwisata itu sejalan dengan program Kementerian Perhubungan. Dalam kunjungan ke Yogyakarta hari Minggu (25/8), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan sejumlah rencana pengembangan transportasi dari NYIA menuju Borobudur dan Yogyakarta. Dia juga setuju dengan program promosi untuk menggenjot jumlah wisatawan.
Your browser doesn’t support HTML5
Salah satu yang dilakukan saat ini adalah memindah penerbangan dari bandara lama ke NYIA, khususnya rute ke luar pulau Jawa. Sebagai bandara baru, NYIA juga menjadi prioritas utama dalam upaya penambahan penerbangan.
Untuk mendorong itu, Kemenhub akan memperbaiki layanan kereta ke NYIA.
“Hal lain yang kita akan intensifkan adalah bagaimana angkutan kereta api. Aksesibilitas bertambah dan lebih mudah, dengan headway (waktu tunggu ) yang lebih pendek,” kata Budi Karya.
Tahun ini pemerintah mulai membangun jalur kereta api khusus ke NYIA. Budi Karya mengatakan, pada akhir 2010 diperkirakan proyek ini akan selesai. Stasiun terdekat dengan bandara, yaitu Stasiun Kedundang akan dikembangkan. Jika seluruh sarana pendukung tersedia, waktu tempuh dari NYIA ke pusat kota Yogya diperkirakan hanya butuh 35 menit saja, dan kereta akan siap setiap 15 menit. Semua akan tersedia, ketika pembangunan NYIA telah selesai.
Menhub juga mengatakan, akses ke Borobudur akan menjadi salah satu prioritas pengembangan.
“Kalau ke Borobudur, nanti ada jalan yang menuju ke Borobudur. Cuma kita belum pastikan, apakah itu kereta api, apakah o-bahn atau autonomus. Yang pasti kita akan ada kendaraan massal yang menuju ke Borobudur. Pembangunan jalan tol juga bagus, kita segera akan tindak lanjuti, tetapi itu domainnya Pak Menteri PU,” kata Budi Karya.
Ide untuk menggelar promosi juga disetujui Budi Karya, meski pelaksanaannya akan lebih banyak tergantung pada keputusan PT Angkasan Pura. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah membebaskan biaya pendaratan (landing fee) dan menurunkan passengger service charge (PSC).
Dana besar yang digelontorkan Jokowi tahun depan seolah menjadi bukti keseriusannya menggarap satu dari empat prioritas Bali Baru ini. Pertaruhan yang layak, sebab potensi Borobudur yang luar biasa selama ini dikelola dengan biasa-biasa saja. [ns/ab]