Joop Ave Diusulkan Jadi Bapak Pariwisata Nasional

  • Muliarta

Mantan menteri pariwisata, pos dan telekomunikasi Joop Ave, yang meninggal dunia pada 5 Februari 2014. (Foto: Dok)

Joop Ave dianggap sangat berjasa membangun pariwisata nasional dan membangun citra pariwisata Indonesia di mata dunia.
Dunia pariwisata di Indonesia kehilangan tokoh besar, dengan meninggalnya Joop Ave, di Rumah Sakit Mount Elisabeth Singapura pada Rabu (5/2) dalam usia 79 tahun. Atas jasa-jasanya, pelaku pariwisata Bali mengusulkan kepada pemerintah Indonesia untuk menganugrahkan Bapak Pariwisata Nasional kepada almarhum.

Mantan menteri pariwisata, pos dan telekomunikasi di era Presiden Soeharto tersebut dianggap layak mendapatkan penghargaan sebagai Bapak Pariwisata Nasional karena jasa-jasanya dalam membangun pariwisata nasional dan membangun citra pariwisata Indonesia di mata dunia, menurut ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ngurah Wijaya

Wijaya mengatakan Jumat (7/2), bahwa Joop juga juga banyak memberikan kontribusi bagi Bali, terutama dalam pengembangan kawasan wisata Nusa Dua, pengembangan bandar udara Ngurah Rai dan pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).

“Kita melihat respon dari temen-teman semuanya baik asosiasi, pribadi, semua menelepon saya, apa yang bisa kita lakukan untuk Pak Joop Ave. Penghormatan yang setinggi-tingginya dalam pariwisata sebetulnya, beliau salah satu pemasar yang paling handal, sepatutnya ditempatkan di posisi yang bagus,” ujarnya.

Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) Bali, Ketut Ardana mengatakan, Joop Ave pantas untuk disebut sebagai Bapak Pariwisata Nasional karena selain jasa-jasa yang telah disebutkan, ia juga telah mengembangkan himpunan pemandu wisata di Indonesia.

“Beliau itu tokoh langka, banyak pemikirannya, konsep-konsepnya yang cerdas,. Beliau memberi nama pemandu itu Himpunan Duta Wisata Indonesia pada 1983. Nama itu pantas karena duta itu yang mestinya bercerita tentang negeri kita ini,” ujarnya.

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengatakan Joop Ave sangat berjasa bagi pengembangan pariwisata Bali, yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan daerah, sehingga beliau pantas diberi penghargaan.

Jenazah Joop Ave tiba di Bali pada Kamis sore (6/2) dan langsung disemayamkan di rumah duka Kerta Semadi Denpasar. Menurut rencana, jenazah tersebut akan dikremasi Sabtu di Mumbul Nusa Dua Bali.

Lahir di Yogyakarta pada 5 Desember 1934, Joop meninggal dunia setelah menderita komplikasi karena beragam penyakit selama beberapa tahun. Ia dianggap berjasa merintis promosi pariwisata Indonesia di tingkat internasional pada 1990an, dan menciptakan standar pelayanan pariwisata untuk Kementerian Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi yang dipimpinnya pada 1993 sampai 1998.

Joop sempat bekerja di bagian protokol Istana Presiden pada rezim Soeharto selama 20 tahun dan kemudian sebagai direktur jenderal di Kementerian Luar Negeri. Fasih bahasa Inggris, Perancis dan Jerman, Joop juga telah menulis sejumlah buku dan panduan untuk industri pariwisata dan pelayanan.