Memasuki hari keempat pencarian, Kamis (24/11), tim SAR mempersempit area pencarian pada sebuah lokasi tanah longsor di mana puluhan orang diyakini terjebak setelah gempa yang menewaskan sedikitnya 271 orang, lebih dari sepertiga dari mereka adalah anak-anak.
Banyak di antara lebih dari 1.000 personel penyelamat menggunakan traktor penggali tanah, anjing pelacak dan pendeteksi kehidupan serta palu dan tangan kosong untuk mempercepat pencarian di daerah yang paling parah terdampak di desa Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur, di mana sejumlah korban diyakini tertimbun tanah.
BACA JUGA: Tertimbun Tiga Hari Dua Malam, Balita Korban Gempa Cianjur Ditemukan SelamatPresiden Indonesia Joko Widodo, Kamis (24/11), mengunjungi Cianjur dan mengatakan bahwa fokus mereka kini adalah satu lokasi di mana 39 orang dinyatakan masih hilang.
“Proses pencarian menjadi prioritas kita saat ini. Berkonsentrasilah di sana. Dan siang ini kita akan konsentrasi di satu titik pencarian ini,'' kata Jokowi.
“Kondisinya terjal, hujan masih turun, dan masih ada gempa susulan. Tanahnya tidak stabil, jadi harus hati-hati,” katanya. “Tapi Menteri Pekerjaan Umum sudah memerintahkan jajarannya yang biasa melakukan cut and fill. Saya pikir ini bisa dilakukan segera.''
Jokowi menambahkan, hingga saat ini masih ada kendala dalam mendistribusikan bantuan kepada korban luka dan pengungsi yang tersebar dan sulit dijangkau.
“Kami berharap semua korban dapat segera ditemukan,'' kata Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Pada hari Rabu (23/11), para pencari menyelamatkan seorang anak laki-laki berusia enam tahun yang terjebak selama dua hari di bawah reruntuhan rumahnya yang ambruk.
Lebih dari 2.000 orang terluka dalam gempa yang menyebabkan sedikitnya 61.000 orang mengungsi ke pusat-pusat evakuasi dan tempat penampungan lainnya setelah sedikitnya 56.000 rumah rusak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan 171 fasilitas umum hancur, termasuk 31 sekolah.
Suharyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, mengatakan 100 dari 271 kematian yang dikonfirmasi adalah anak-anak.
Upaya penyelamatan untuk sementara dihentikan pada hari Rabu karena hujan lebat turun.
Gempa berkekuatan 5,6 SR biasanya diperkirakan tidak akan menyebabkan kerusakan serius. Namun gempa yang terjadi Senin itu dangkal dan mengguncang daerah padat penduduk yang tidak memiliki infrastruktur tahan gempa. Gempa susulan lemah berlanjut hingga Kamis pagi. [ab/uh]