Para pejabat Indonesia mengatakan mereka khawatir jumlah korban tewas dari gempa bumi dan tsunami hari Jumat bisa menjadi ribuan sementara tim SAR berhasil mencapai kawasan terpencil.
Lebih dari 832 orang dinyatakan tewas Minggu (30/9) malam. Kota Palu merupakan wilayah yang terkena dampak paling buruk. Bandara tidak berfungsi. Sebagian besar listrik padam. Dan jalan-jalan hancur.
Presiden Joko Widodo yang mengunjungi Palu hari Minggu mengatakan salah satu keperluan mendesak adalah membawa masuk alat-alat berat untuk mengangkut reruntuhan yang besar.
Jokowi telah meminta para tentara yang dikerahkan ke wilayah itu untuk siap bekerja tanpa henti.
BACA JUGA: Keluarga Korban Gempa Palu Minta Pemerintah Rilis Nama-Nama KorbanVideo-video televisi dari Palu memperlihatkan bangunan, mobil dan pohon beradu membentuk gundukan reruntuhan.
Mantan direktur VOA di Jakarta Frans Padak Demon, yang sedang berada di Palu ketika gempa terjadi, menceritakan apa yang dilihatnya. Hotel Mercure tempatnya menginap roboh, tetapi Frans berhasil keluar dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi bersama beberapa korban.
“Setibanya (saya) di Hotel Mercure, hotel tersebut sudah hancur luluh lantak diterpa gempa dan tsunami. Mobil-mobil yang tadinya parkir di depan hotel, sudah berada di dalam lobi, menghantam kaca-kaca lobi dan reruntuhan hotel Mercure. Saya juga temukan beberapa mayat yang bergelimpangan di sana. Sekelompok anak muda berusaha melakukan evakuasi mayat-mayat tersebut dengan alat seadanya,” ungkapnya.
Frans dievakuasi ke Jakarta Minggu sore (30/9) dengan pesawat Hercules TNI. Ia harus berdiri lebih dari 5 jam selama penerbangan Palu-Jakarta.
BACA JUGA: Korban Tewas Gempa di Sulteng Meningkat, Penjarahan Tak TerhindarkanGampa bumi berkekuatan 7.5 skala Richter memicu tsunami hebat dengan gelombang setinggi enam meter, yang menghantam kota Palu dan Donggala.
Pihak berwenang mengatakan ratusan orang sedang berada di pantai di Palu untuk merayakan sebuah festival saat gempa bumi dan tsunami melanda. (vm)