Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menerima penghargaan dari Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo. Rektor UNS Solo, Profesor Ravik Karsidi, Senin (12/3) mengatakan Wapres Jusuf Kalla dianggap memiliki kapasitas sebagai tokoh inspiratif dalam upaya perdamaian dan kemanusiaan. Menurut Ravik, Penghargaan ini merupakan yang tertinggi yang diberikan UNS Solo.
“Wapres Muhammad Jusuf Kalla kami pandang sebagai tokoh inspiratif karena terdepan dalam upaya perdamaian berbagai konflik di dalam negeri maupun luar negeri, Tokoh kerukunan umat beragama. Selain itu, juga memimpin organisasi Palang Merah Indonesia PMI yang aktif dalam upaya kemanusiaan di dalam negeri maupun luar negeri. Sejak jabatan Menko Kesra hingga Wakil Presiden.UNS Award berupa penghargaan tertinggi Parasamya Anugraha Dharma Krida Baraya kepada Wapres Jusuf Kalla.”
Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima langsung penghargaan ini. Penghargaan bernama Parasamya Anugraha Dharma Krida Baraya itu diserahkan oleh Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Ravik Karsidi, dalam sidang senat terbuka Dies Natalis ke-42 UNS di Auditorium UNS.
“Prinsip saya adalah berlaku baik kepada sesama akan selalu dibalas dengan kebaikan, terkait upaya kemanusiaan, kita sebagai ciptaan Tuhan, menginginkan perasaan damai, hidup yang lebih baik. Kita juga menyadari tidak ada kemajuan ekonomi suatu bangsa tanpa kedamaian,” kata Wapres Jusuf Kalla.
Your browser doesn’t support HTML5
Dalam pidatonya, Wapres Jusuf Kalla juga menyinggung konflik yang terjadi di berbagai negara di Timur Tengah. Konflik antara negara maupun konflik dalam negeri di wilayah itu menimbulkan krisis kemanusiaan yang merugikan warganya jutaan orang terpaksa mengungsi, terluka dan tewas. Anak-anak mengalami trauma, kelaparan, dan kekurangan gizi. Infrastruktur yang rusak juga telah menghancurkan perekonomian.
Nama pengusaha ini kian melesat setelah memperjuangkan perdamaian di Aceh dan menandatangani kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang disebut "MOU Helsinki" pada 15 Agustus 2005. Konflik berdarah antar etnis dan konflik yang mengatasnamakan agama yang terjadi di Poso dan Ambon juga berhasil didamaikan berkat keterlibatan Jusuf Kalla. [ys/ab]