Jutaan orang Australia tidak mendapat sambungan telepon atau internet pada Rabu (8/11) setelah penyedia layanan telekomunikasi terbesar kedua di negara itu mengalami pemutusan koneksi secara nasional yang tidak dapat dijelaskan.
Pemutusan koneksi ini melumpuhkan sistem pembayaran dan operasi daring serta menyebabkan kekacauan pada jam-jam sibuk pagi hari karena jaringan kereta dan layanan berbagi tumpangan (ride sharing) terhenti sebentar di beberapa kota. Beberapa rumah sakit dan layanan darurat serta layanan perbankan juga terimbas.
Angel, seorang pelanggan layanan telkom Optus mengatakan, “Saya sedang mencari bank dan ketika kita tidak dapat masuk melalui Chrome atau Google, bisa dibilang kita merugi.”
BACA JUGA: Studi: Tidak Ada Bukti Facebook Membahayakan KesejahteraanPelanggan lain Optus, Andre, mengatakan bahwa ia dapat bekerja tetapi tidak bisa masuk ke kantornya karena tempat kerjanya dilengkapi aplikasi khusus yang perlu ia unduh dengan menggunakan Bluetooth.
CEO Optus Kelly Bayer Rosmarin mengesampingkan serangan siber, tetapi dalam wawancaranya dengan radio ABC ia tidak memberi alasan mengenai putusnya koneksi tersebut.
Pemutusan koneksi ini terjadi setelah peretasan di dunia maya tahun lalu mengungkap rincian pribadi jutaan pelanggan Optus, termasuk alamat rumah, nomor SIM dan paspor.
Induk perusahaannya, Singtel, telah mengatakan sebelumnya tahun ini bahwa setelah serangan siber itu, Optus membuat beberapa investasi untuk meningkatkan kemampuannya dan memberi perlindungan tambahan kepada para pelanggannya. [uh/ab]