Jutaan Orang Rayakan Paskah di Tengah 'Lockdown'

Umat Katolik saat menghadiri Malam Paskah di luar ruangan saat penyebaran COVID-19 berlanjut di Hanau, Jerman, 3 April 2021. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Jutaan orang di seluruh dunia menjalani pembatasan sosial berskala besar baru selama akhir pekan Paskah, karena infeksi virus corona bertambah meski kampanye vaksinasi sedang berjalan.

Italia memberlakukan lockdown ketat selama tiga hari mulai Sabtu (3/4), mencegah terjadinya kerumunan massa di Lapangan Santo Petrus selama dua tahun berturut-turut.

Upaya lockdown baru diberlakukan mulai Minggu (4/4) di Perancis, di mana varian baru yang menyebar cepat, memenuhi ruang-ruang perawatan intensif atau ICU. Pembatasan juga baru-baru ini diberlakukan di Belgia dan negara-negara Eropa lain.

Di Kanada, Provinsi Ontario memasuki lockdown ketiga Sabtu (3/4), dengan memberlakukan pembatasan selama 28 hari. Pembatasan baru juga diberlakukan di British Columbia dan Quebec.

BACA JUGA: Paus Pimpin Upacara Paskah di Vatikan

Brazil mengalami salah satu wabah paling buruk di dunia karena varian baru yang lebih menular terus menyebar dan menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Amerika Latin lainnya.

Bolivia telah menutup perbatasan dengan Brazil. Chile telah menutup semua perbatasannya. Sementara Ekuador dan Peru memberlakukan lockdown.

AS pada Jumat (2/4) mengumumkan telah menjadi negara pertama yang telah memvaksinasi 100 juta orang dengan dosis lengkap. Pengumuman itu disampaikan lebih dari seminggu setelah pemerintahan Biden mencapai target untuk memvaksinasi 100 juta orang dengan dosis pertama.

Namun demikian, kasus-kasus COVID-19 masih tetap tinggi di beberapa wilayah AS.

"Saya mohon. Jangan sia-siakan kemajuan yang telah berhasil kita raih dengan susah payah," kata Presiden Joe Biden pada Jumat (2/4). "Setiap warga AS harus kencangkan ikat pinggang dan terus waspada." [vm/ah]