Kamala Harris Terima Nominasi sebagai Cawapres Partai Demokrat

Kandidat Wakil Presiden dari partai Demokrat, Senator Kamala Harris dari California saat tampil pada hari ketiga Konvensi Partai Demokrat di Chase Center, Wilmington, Delaware, 19 Agustus 2020. (Photo by Olivier DOULIERY / AFP)

Kekerasan senjata api, perubahan iklim dan pandemi virus corona merupakan isu-isu yang menjadi sorotan pada malam ketiga Konvensi Nasional Partai Demokrat hari Rabu (19/8), ketika Senator California Kamala Harris menerima nominasi calon wakil presiden Partai Demokrat sebagai pendamping Joe Biden.

Konvensi Nasional Partai Demokrat yang dilangsungkan secara virtual sejak hari Senin (17/8) karena pandemi virus corona, menampilkan tokoh-tokoh dan para pendukung Partai Demokrat dari seluruh Amerika. Ini adalah konvensi yang tidak biasa, ujar aktris Hollywod Kerry Washington, yang menjadi pembawa acara pada Rabu malam (19/8). Konvensi ini juga menarik sorotan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena untuk pertama kalinya seorang perempuan kulit hitam dan orang Amerika keturunan Asia Selatan mendapat kesempatan dari sebuah partai besar. Kamala Harris menyampaikan kesiapannya.

“Saya menerima nominasi sebagai calon wakil presiden Amerika,” kata Kamala.

Joe Biden, yang dinominasikan sebagai calon presiden, menjadi bagian dari video yang didukung oleh, antara lain, Gabby Giffords, mantan anggota Kongres yang hampir tewas ditembak tahun 2011. “Amerika membutuhkan kita semua untuk bersuara lantang, bahkan ketika kita masih harus berjuang menyampaikannya,” ujarnya.

Donald Trump dikritik karena pemberlakukan hukum imigrasi, perlakuan terhadap pencari suaka dan migran tanpa dokumen yang keras. Mantan kandidat calon presiden Elizabeth Warren juga mengecam caranya mengatasi pandemi virus corona. “Saat ini Amerika memiliki jumlah kematian tertinggi di dunia karena virus corona, sementara ekonomi hancur. Kedua krisis ini paling dirasakan oleh keluarga kulit berwarna dan kulit hitam Amerika.”

Mantan presiden Barack Obama mengatakan Trump tidak menghormati keragaman negara ini atau urgensi pekerjaannya. “Saya tadinya berharap demi kemashlahatan negara kita, Donald mungkin menunjukkan sedikit ketertarikan untuk bekerja secara serius, bahwa ia mungkin merasakan signifikansi jabatan itu dan menghormati demokrasi yang diamanatkan kepadanya. Tetapi ia tidak pernah melakukannya.”

Mantan calon presiden Partai Demokrat sebelumnya, Hillary Clinton, menegaskan pentingnya memberikan suara. “Mengingat apa yang terjadi pada tahun 2016 ketika Trump menanyakan "what do you have to lose?", kini kita tahu. Kita merugi dalam bidang layanan kesehatan, lapangan pekerjaan dan orang-orang yang kita kasihi.”

Menggunakan media sosial untuk melangsugkan konvensi nominasi ini merupakan sebuah eksperimen, tetapi salah seorang analis media mengatakan format ini mungkin dapat digunakan. Vanessa Beasley di Universitas Vanderbilt mengatakan, “Sebagian gerakan mungkin tampak canggung itu atau gambarnya mungkin tampak sedikit kasar, saya pikir itu adalah bagian dari pengalaman hidup kita sekarang, karena faktanya inilah hubungan kita dengan rekan kerja, anggota keluarga, orang-orang yang kita sayangi.”

Inilah upaya untuk menjangkau pemilih di tahun pandemi. [em/ii]