Satu-satunya partai oposisi serius yang ikut serta dalam pemilu didiskualifikasi karena masalah teknis sebelum pemungutan suara berlangsung. Bisa jadi kejutan jika ada satu dari 17 partai kecil lainnya yang kekurangan dana, memenangi kursi.
Hun Sen memasukkan surat suara di Phnom Penh, Ibu Kota Myanmar, tak lama setelah tempat-tempat pemungutan suara (TPS) dibuka pada pukul 07.00 waktu setempat, menurut sejumlah jurnalis kantor berita AFP yang berada di lokasi.
Lebih dari 9,7 juta rakyat Myanmar terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu saat ini. Ini adalah pemilu ketujuh sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mensponsori pemilu pertama pada 1993 setelah konflik yang berlangsung bertahun-tahun, termasuk genosida oleh Khmer Merah, menghancurkan negara itu.

Hung Manet, putra sulung Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, berswafoto bersama pendukungnya di sebuah TPS di Pnom Penh, Kamboja, Minggu, 23 Juli 2023. (Foto: Cindy Liu/Reuters)
Sejumlah pengamat pemilu internasional dari Rusia mengamati jalannya pemungutan suara di sebuah TPS di Takhmua, Provinsi Kandal, di tenggara Phnom Penh, Ibu Kota Kamboja, Minggu, 23 Juli 2023. (Foto: Heng Sinith/AP Photo)
Tidak Ada Pesaing
Satu-satunya pesaing CPP adalah Partai Lilin (Candlelight Party/CP), tapi badan pemilu Kamboja menolak mendaftarkan CP sehingga tidak memenuhi syarat untuk mengikuti pemilu.
Keputusan itu dikeluarkan setelah partai tersebut meraup hasil yang lebih baik dari tahun lalu dalam pemilihan daerah dengan memenangkan 22 persen suara.
Berbicara kepada AFP sebelum pemilu, CP mengatakan keputusan mengenai pendaftaran pemilu artinya tidak mungkin pemilu akan berlangsung bebas maupun adil.
“Hasilnya, semua orang tahu siapa yang akan menang,” kata Wakil Presiden CP, Rong Chhun.
Para pemilih antre untuk giliran memasukkan surat suara di sebuah TPS di lingkungan Beung Prolit, Kota Pnom Penh, Kamboja, Minggu, 23 Juli 2023. (Foto: Sun Narin/VOA Khmer)