Hung Manet, putra sulung Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, berswafoto bersama pendukungnya di sebuah TPS di Pnom Penh, Kamboja, Minggu, 23 Juli 2023. (Foto: Cindy Liu/Reuters)
Selama 30 tahun terakhir, harapan komunitas internasional bahwa demokrasi multipartai akan berkembang di Kamboja, sudah dihempaskan oleh kekuasaan Hun Sen.
Perdana menteri (PM) veteran itu mulai merancang masa depan dengan berencana mengalihkan kepemimpinan ke putranya, jenderal bintang empat Hun Manet. Pengalihan kekuasaan ini diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa minggu ke depan.
Hun Manet, yang berusia 45 tahun, memimpin kampanye putaran akhir CPP di Phnom Penh sebelum hari pemungutan suara pada Jumat (21/7). Dalam kampanye itu, dia menyerukan kepada massa bahwa hari pemungutan suara akan menjadi “hari kemenangan” untuk negara itu.
Para kritikus tidak setuju, dan kelompok-kelompok hak-hak asasi manusia sudah mengecam pemilu.
Pada malam pemungutan suara, koalisi 17 organisasi HAM menggambarkan pemilu itu sebagai “kekhawatiran yang mendalam.” Jaringan Asia untuk Kebebasan Pemilu (Asian Network for Free Elections/ANFREL) dan Federasi Internasional untuk Hak-Hak Asasi Manusia (FIDH) termasuk dalam koalisi itu.
“Pemungutan suara yang akan berlangsung mengindikasikan absennya transparansi, keadilan, dan inklusivitas dalam proses pemilu,” kata koalisi itu dalam pernyataan yang dirilis pada Sabtu (22/7).
Sejumlah pengamat pemilu internasional dari Rusia mengamati jalannya pemungutan suara di sebuah TPS di Takhmua, Provinsi Kandal, di tenggara Phnom Penh, Ibu Kota Kamboja, Minggu, 23 Juli 2023. (Foto: Heng Sinith/AP Photo)
Tidak Ada Pesaing
Satu-satunya pesaing CPP adalah Partai Lilin (Candlelight Party/CP), tapi badan pemilu Kamboja menolak mendaftarkan CP sehingga tidak memenuhi syarat untuk mengikuti pemilu.
Keputusan itu dikeluarkan setelah partai tersebut meraup hasil yang lebih baik dari tahun lalu dalam pemilihan daerah dengan memenangkan 22 persen suara.
Berbicara kepada AFP sebelum pemilu, CP mengatakan keputusan mengenai pendaftaran pemilu artinya tidak mungkin pemilu akan berlangsung bebas maupun adil.
“Hasilnya, semua orang tahu siapa yang akan menang,” kata Wakil Presiden CP, Rong Chhun.
Para pemilih antre untuk giliran memasukkan surat suara di sebuah TPS di lingkungan Beung Prolit, Kota Pnom Penh, Kamboja, Minggu, 23 Juli 2023. (Foto: Sun Narin/VOA Khmer)
Namun, banyak pihak sekarang mengalihkan perhatian ke Hun Manet, yang menempuh pendidikan di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Mereka mempertanyakan apakah perubahan kepemimpinan akan membawa perubahan bagi negara itu.
“Buat saya, saya ingin melihat pekerjaan dia dulu, baru saya bisa mengevaluasi,” kata seorang warga Kamboja berusia 73 tahun kepada AFP.
“Saat ini, saya belum bisa mengevaluasi apa-apa,” kata pria yang enggan dikutip namanya.
TPS akan ditutup pada pukul 15.00 waktu setempat dan hasil awal akan diumumkan dalam beberapa jam. [ft/ah]