Kampanye Hillary Clinton dan Donald Trump saling tuduh setelah harian The New York Times menerbitkan sebagian dari dokumen pajak federal calon presiden Partai Republik itu.
Dokumen yang dikirim tanpa nama ke harian Times itu menunjukkan Trump menyatakan rugi 916 juta dolar tahun 1995 yang memungkinkan raja real estate itu tidak membayar pajak pendapatan selama tahun-tahun berikutnya sampai jumlahnya mencapai angka yang sama.
Pengungkapan itu terjadi beberapa hari setelah Clinton, seorang Demokrat berkali-kali menyerang cara-cara penanganan keuangan Trump dan penolakannya untuk merilis dokumen pajaknya dalam debat kepresidenan hari Senin lalu.
“Dalam satu tahun Donald Trump rugi hampir satu miliar dolar, satu miliar!” kata kampanye Clinton dalam pernyataan Sabtu (1/10) malam.
“Ia (Trump) rupanya berhasil menghindari pembayaran pajak selama hampir dua dekade, sementara puluhan juta keluarga pekerja membayar pajak mereka,” sindir tim kampanye Clinton.
“Satu-satunya berita di sini adalah apa yang disebut dokumen pajak yang berumur lebih dari 20 tahun itu diperoleh secara ilegal, menunjukkan lebih jauh bahwa harian New York Times, dan media mapan pada umumnya adalah perpanjangan tangan kampanye Clinton,” kata kampanye Trump dalam sebuah pernyataan.
“Trump adakah pengusaha yang sangat piawai yang punya kewajiban keuangan pada usaha-usahanya, keluarga dan karyawannya untuk tidak membayar pajak lebih dari yang diwajibkan secara hukum. Dengan demikian, Trump telah membayar ratusan juta dolar untuk pajak properti, pajak penjualan dan kelebihan, pajak real estate, pajak kota, pajak negara bagian, pajak pegawai dan pajak federal,” tambah pernyataan itu.
Para pendukung Trump mengadakan wawancara untuk membela calon presiden itu.
“Orang ini 26 tahun lalu mengalami beberapa kegagalan dan kemudian membangun kerajaan bisnis,” kata bekas walikota New York, Rudy Giuliani pada program This Week jaringan televisi ABC. “Ia seorang jenius karena bisa melakukannya. Amerika sekarang memerlukan perubahan dan Donald Trump adalah seseorang ahli perubahan.”
“Jika setiap orang di negara ini adalah seorang jenius seperti Trump dan tidak membayar pajak apapun, kita tidak akan memiliki negara,” kata Senator Vermont Bernie Sanders yang pernah bersaing melawan Clinton pada pencalonan Partai Demokrat, juga pada jaringan televisi itu.
“Menlu Clinton dan saya yakin bahwa orang-orang kaya di negara ini harus mulai membayar porsi pajak mereka dengan adil,” tambah Sanders.
Harian New York Times mengatakan Terungkapnya dokumen pajak Trump itu menunjukkan “keuntungan pajak luar biasa” yang diperolehnya dari kerugian yang dideritanya pada awal tahun 1990-an karena salah mengelola tiga kasino di Atlantic City, kerugian besarnya karena terjun ke usaha penerbangan dan pembelian Plaza Hotel di Manhattan pada waktu yang tidak tepat.
Harian New York Times mengatakan dokumen-dokumen itu dikirim lewat pos kepada seorang wartawan harian itu dari sebuah alamat di New York dan terdiri dari tiga halaman.
Dokumen itu tidak menunjukkan perilaku ilegal oleh Trump. Semua warga Amerika bisa menyeimbangkan keuntungan pajak dengan kerugian keuangan. Tapi dalam situasi politik di mana kesetaraan pendapatan dan transparansi menjadi isu penting, dokumen pajak Trump mengenai apa yang diketahui dan yang tidak diketahui memberi Partai Demokrat amunisi yang cukup sambil pemilu makin dekat. [my/ii]