Kampanye Pemilihan Presiden Amerika

Kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump dan dari Partai Demokrat Hillary Clinton pada saat berkampanye di North Carolina (3/11).

Baik Clinton maupun Trump saling merendahkan kelaikan satu sama lain untuk menjadi presiden, sementara menghimbau pendukung bahwa suara mereka menentukan.

Hillary Clinton dan Donald Trump Kamis malam berkampanye di North Carolina, negara bagian yang harus dimenangkan salah seorang di antara mereka, jika ingin merebut Gedung Putih Selasa depan.

Keduanya saling merendahkan kelaikan satu sama lain untuk menjadi presiden, sementara menghimbau pendukung bahwa suara mereka menentukan.

Clinton mengatakan ‘di seluruh Amerika orang menampik pandangan suram Trump dan memilih pandangan yang memberi harapan, merata dan mempersatukan.

Pendukung utama Clinton, Presiden Obama berkampanye bagi Clinton di Jacksonville, Florida – negara bagian yang mesti dimenangkan. Ia mengatakan, angket menunjukkan persaingan bertambah ketat dan tidak bisa disepelekan.

Trump juga berkampanye di Jacksonville hari Kamis dan meramalkan jika Clinton menang, ia akan dimakzulkan karena emailnya dan Trump juga mempertanyakan tentang yayasan amal Clinton ketika Clinton masih menteri luar negeri. Ia juga mengingatkan pendukungnya bahwa suami Hillary mantan Presiden Bill Clinton dimakzulkan tahun 1998, karena berbohong mengenai selingkuhnya dengan seorang perempuan pemagang di Gedung Putih.

Dalam pada itu, dua angket utama nasional hari Kamis menunjukkan Clinton unggul dari Trump di kalangan orang yang akan memilih. Angket The New York Times/CBS News menunjukkan Clinton unggul 45 banding 42 persen sedang angket The Washington Post-ABC News menunjukkan Clinton unggul 47 dibanding Trump 45 persen. [al/ps]